Growmedia-indo.online--
Konsultan properti menyebut jumlah orang yang berinvestasi apartamen belakangan ini cenderung menurun.
Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan penurunan dipicu kerugian yang dialami masyarakat. Kerugian itu terjadi karena minat sewa apartemen belakangan ini rendah.
"Pemilik apartemen merasa bahwa 'saya rugi beli apartemen karena kosong, susah banget cari penyewa'. Itu memang fenomena yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya," kata Ferry dalam media briefing, Kamis (20/7).
Ia melihat pasar apartemen saat ini memang sedang lesu. Sementara, para investor apartemen tetap harus membayar biaya layanan (serving charge), meskipun apartemen mereka tidak terisi.
Investor, kata Ferry, semakin rugi karena harga apartemen yang tidak naik.
"Harga jelas tidak bisa naik. Kalau memang tidak ada sewanya, siapa yang mau beli dengan harga lebih tinggi. Itu yang buat orang tidak tertarik lagi investasi di apartemen," katanya.
Menurutnya, pada tahun ini jumlah orang yang membeli apartemen saat ini lebih sedikit dibanding yang membelinya untuk dipakai sendiri atau end user.
Ia merinci jumlah investor saat ini sekitar 46 persen, sedangkan end user 54 persen. Padahal sebelumnya jumlah investor mencapai 60 persen sedangkan end user 40 persen.
Ferry menjelaskan penyebabnya karena saat ini pengembang lebih memilih untuk menghabiskan stok apartemen yang siap huni, di mana jenis apartemen itu lebih diminati end user. Sedangkan investor lebih menyukai apartemen yang dalam proses pembangunan (under construction).
"Tujuannya adalah untuk mendapatkan capital gain yang lebih baik tapi sekarang stok under construction enggak terlalu banyak," katanya.
Sumber: Cnnindonesia
0 Komentar