Penipuan Modus Undangan Online, Uang Pengusaha di Malang Rp 1,4 M Raib Dalam 5 Jam.

 


   Growmedia-indo.com

zoom-in
Nasib malang dialami oleh seorang pengusaha aksesori kendaraan asal Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menjadi korban penipuan dengan modus undangan digital via WhatsApp.

Akibat kejadian itu, tabungan Silvia Yap, pengusaha asal Malang tersebut raib hingga Rp 1,4 miliar dalam waktu lima jam.

Kuasa Hukum Silvia, Himly S Ali mengatakan mulanya kliennya mendapat sebuah pesan via WhatsApp dari nomor yang tak dikenal.

Dalam pesan tersebut, pelaku mengirimkan sebuah file dengan format APK atau aplikasi yang diberi nama ‘Undangan Pernikahan’ dengan font tulisan tebal pada Rabu (24/5/2023) WIB.

Pelaku juga meminta Silvia menekan klik undangan tersebut agar mendapatkan informasi lebih jelas.

Silvia pun lantas menekan klik dan muncul gambar undangan seperti brosur iklan.

Namun, di hari yang sama pada pukul 21.00 WIB, Silvia mendapat SMS dan email yang memberitahukan adanya aktivitas akses ilegal yang masuk ke emailnya.

Dalam pemberitahuan di email tersebut menginformasikan terdapat transfer dana dari dua nomor rekening Bank BUMN milik korban, ke tiga nomor rekening tak dikenal.

Selain itu, ada juga transaksi aneh tak dikenal via m-Banking layanan perbankan, lalu beberapa transfer dana ke QRIS, dan beberapa dana ke pulsa ke sebuah nomor ponsel tak dikenal.

Silvia yang memiliki banyak aplikasi mobile banking di ponselnya tersebut kala itu tak mengetahui uangnya akan raib.

Terkurasnya uang Silvia itu terjadi pada pukul 22.00 WIB hingga 03.WIB atau dalam kurun waktu lima jam  dengan total transaksi mencapai Rp 1,4 miliar.

Namun, pihaknya justru merasa janggal dengan mobile banking yang dibobol pelaku.

Dikatakan Hilmy, sejak awal kliennya tidak pernah mengunduh aplikasi layanan perbankan tersebut dalam ponselnya.

"Tapi, anehnya yang kebobol hanya (salah satu Bank BUMN). Kemudian, setelah klien kami ngecek di situ ada saldo yang semula ada dalam rekening BRI Prioritas, itu berkurang sampai dengan Rp1,4 miliar," kata Hilmy, Rabu (5/7/2023).

"Anehnya, klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi (Bank BUMN) ini. Ketika di cek mutasi rekening, beralihnya dari (Bank BUMN). Siapa yang menginstall (Bank BUMN) ini," lanjutnya.

Sebagai informasi, untuk mengaktifkan mobile banking biasanya terdapat konfirmasi double check ke nomor yang bersangkutan dari pihak bank.

Namun, Hilmy mengatakan bank yang berkaitan tersebut tak melakukannya.

Bahkan saat memeriksa detail nomor kontak dalam aplikasi perbankan  'yang tidak pernah diinstal' oleh korban itu, Ternyata menggunakan nomor ponsel lain yang tak dikenali oleh korban

"Beda. Jadi si pelaku membuat nomor akun (Bank BUMN) sendiri, yang lain daripada milik klien kami. Tapi setelah memiliki akses ke rekeningnya (korban)," tambahnya.

Saat melakukan konfirmasi bank tempat kliennya menyimpan uang, pihak perbankan tak memberikan solusi jelas terkait permasalahan itu.

"BRI pada saat itu melalui WA. Seperti, tidak bisa bertanggung jawab," ujarnya.

Sebelumnya muncul imbauan agar masyarakat tak memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dan sebagainya, melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

'Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," terang Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Suyoto, Akhmad Fajr.

Akhmad Fajar tak henti menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun.

Pihaknya menyebut BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dan sebagainya.

Selain itu, BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman atau akun.

Di antaranya sebagai berikut, Website: www.bri.co.id, Instagram: @bankbri_id, Twitter: @bankbri_id, @kontakbri, @promo_BRI. Kemudian, Facebook: Bank BRI, Youtube: Bank BRI, dan Tiktok: @bankbri_id

"Info lebih lanjut, dapat mengunjungi Kantor BRI terdekat atau menghubungi Contact BRI 14017/1500017," pungkasnya.

Terkait permasalahan yang menimpa Silvia, pihaknya mengatakan telah menerima pengaduan terkait kasus penipuan online atau social engineering yang menimpa Silvia itu.

Pihaknya menyebut, modus penipuan itu menyebabkan korban membocorkan kode OTP ke pihak lain.

"BRI berempati atas hal tersebut, namun demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan," ujar Akhmad Fajar dalam keterangan tertulisnya.

Pihaknya kemudian menghimbau agar masyarakat lebih berhari-hati dalam menggunakan sebuah aplikasi yang tidak resmi.


Sumber :Tribunnews

0 Komentar