Growmedia-indo.online--
J. Robert Oppenheimer, Leslie Groves, dan para ilmuwan di Los Alamos bertaruh nasib pada 16 Juli 1945. Pagi buta itu, mereka menyaksikan uji coba peledakan bom atom pertama yang menentukan masa depan Perang Dunia II.
Uji coba bernama Trinity Test itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang diejawantahkan Christopher Nolan menjadi sebuah adegan dalam film terbarunya, Oppenheimer.
Nolan berusaha menyuguhkan gambaran terbaik ketika mengerjakan Oppenheimer, yang diadaptasi dari buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer.
Tugas berat diemban Nolan ketika menggarap adegan Trinity Test dalam Oppenheimer. Sang sutradara bahkan mengibaratkan peristiwa itu sebagai "titik tumpu seluruh cerita."
Di samping itu, ia juga memiliki ambisi besar untuk tidak bergantung pada efek CGI pada kesempatan ini. Lantas, bagaimana proses Nolan menciptakan adegan uji coba ledakan bom nuklir dengan sedemikian nyata?
Langkah awal yang dilakukan oleh Nolan yakni merekrut Andrew Jackson untuk menjadi pengawas efek visual. Jackson merupakan rekan lama Nolan sekaligus peraih Piala Oscar untuk karyanya dalam Tenet (2020).
"Ketika saya menyelesaikan naskah, salah satu orang pertama yang saya tunjukkan naskahnya yaitu pengawas efek visual saya," ucap Nolan dalam wawancara dengan media, seperti dirilis pada Selasa (18/7).
"Saya ingin menyingkirkan CGI dari meja dan melihat apakah dia bisa membantu dengan metodologi dunia nyata untuk menghasilkan efek ledakan atom pertama," lanjutnya.
Nolan kemudian meminta Jackson untuk menerjemahkan proses berpikir Oppenheimer. Penjelasan itu lalu muncul dalam film melalui gambaran abstrak tetapi spektakuler.
Jackson, tutur Nolan, juga melakukan riset dan uji coba berbulan-bulan untuk mendapatkan metode terbaik. Hal itu pun dilakukan dari skala yang paling kecil hingga ekstra besar, sehingga menghasilkan efek visual yang nyata tanpa perlu bantuan CGI.
"Andrew Jackson mengerti dunia komputer, tetapi dia juga mengerti dunia analog. Dia luar biasa soal dua hal itu," ucap Nolan.
"Jadi, dia menghabiskan berbulan-bulan mengerjakan semua eksperimen itu dan mencari tahu semua metode, beberapa amat sangat kecil dan mikroskopis, beberapa lainnya benar-benar kolosal," lanjutnya.
Nolan kemudian dibantu Ruth De Jong selaku desainer produksi dan Scott Fisher selaku pengawas efek khusus untuk mengerjakan fisik dari bom atom. Wujud fisik dari bom itu mereka sebut sebagai 'gadget', sebagaimana para ilmuwan menyebutnya dalam film.
Keterlibatan De Jong dan Fisher menjadi anugerah bagi Nolan. Sebab, mereka bersikukuh membuat ulang fisik bom atom itu secara lengkap meski Nolan sempat bilang bahwa hal tersebut tak perlu dilakukan.
"Kami semula bilang hanya butuh merekam dari sudut ini dan itu saja. [Namun] Mereka benar-benar mengabaikan itu dan membangun semuanya dengan begitu detail," ucap Nolan.
"Sehingga kami bebas merekam seluruh proses... Kami mampu membangun ketegangan menuju ledakan dengan menunjukkan proses yang dilewati," lanjutnya.
Bagian lain yang tak luput diperhatikan sang sutradara demi mendapatkan adegan yang nyata adalah lokasi yang menjadi latar peristiwa. Ia mengambil tempat di Belen, New Mexico, barat laut dari lokasi Trinity Test yang asli.
Ruth de Jong kemudian membangun sebuah bunker di area itu yang akurat dengan kejadian nyata. Cara itu dipilih agar para pemeran dapat merasakan atmosfer paling nyata menjelang, saat, dan usai ledakan bom.
"Ruth De Jong [membangun] bunker sebagaimana harusnya sehingga kami dapat syuting tengah malam, di padang pasir, di tempat sungguhan," ujar Nolan.
"Dan mengarahkan para aktor ke sana untuk benar-benar merasakan rentang ketegangan dari berminggu-minggu persiapan hingga malam yang gila itu," lanjutnya.
Rangkaian persiapan serba analog dan nyata tersebut disempurnakan dengan cuaca yang mendukung. Nolan mengaku beruntung karena cuaca malam itu sesuai ekspektasi, mulai dari hujan malam hari hingga cerah sebelum fajar terbit.
"Kami sangat beruntung, cuaca melakukan semua hal yang kami butuhkan. Sesuai petunjuk! Itu benar-benar luar biasa," jelas Nolan.
Persiapan panjang itu akhirnya berbuah manis dengan adegan megah yang ikonis. Adegan itu juga berpotensi terus dibahas dalam waktu lama, seperti adegan Joker meledakkan rumah sakit di The Dark Knight (2008) atau adegan ladang jagung dalam Interstellar (2014).
Christopher Nolan juga menekankan betapa pentingnya adegan Trinity Test dalam keseluruhan cerita film itu. Ia meyakini proses panjang sebelum syuting itu dilakukan semata-mata untuk menampilkan uji coba semaksimal mungkin.
Nolan juga menilai Trinity Test sebagai klimaks dari plot penuh drama dengan tensi yang terus memanas sejak dibangun pada awal cerita.
"Semua itu hanya menginformasikan keseluruhan drama dari karya itu, dan membangun Trinity adalah kuncinya-- ini semua tentang ketegangan yang mengarah ke sana, dan proses yang mereka lewati." pungkas Nolan.
Oppenheimer tayang di bioskop mulai 19 Juli.
Sumber: Cnnindonesia
0 Komentar