Ukraina Heran Sinyal Rudal HIMARS Punya AS Diacak-acak Rusia

 


Growmedia-indo.com

Menteri Pertahanan Ukraina, Aleksey Reznikov, bingung sinyal peluncur roket High Mobility Artilery Rocket Systems (HIMARS) diacak-acak Rusia sehingga tidak akurat.
Reznikov mengatakan HIMARS yang dikirim dari Amerika Serikat itu amat akurat ketika awal-awal digunakan pasukan Ukraina melawan Rusia.

HIMARS bahkan menjadi senjata paling efektif menggempur pertahanan pasukan Rusia dari jarak jauh ketika itu.

Namun, Rusia disebut memiliki cara efektif melemahkan akurasi HIMARS dengan mengacak-acak sinyal GPS (Global Positioning System) yang menjadi andalan sistem peluncur roket itu.

Moskow disebut mudah mengacak-acak sinyal GPS yang amat diandalkan HIMARS karena memiliki sistem radio elektronik yang amat kuat.

"Ini seperti gerakan konstan pendulum. Ini merupakan perang teknologi," tutur Reznikov kepada Financial Times seperti dikutip dari Russia Today.

"Rusia melakukan aksi balasan, kami kemudian menginformasikan mitra kami dan mereka membuat tindakan balasan atas balasan (Rusia), begitu seterusnya," ucap Reznikov lagi.

Reznikov kemudian menguatkan pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky bahwa tak ada medan yang jauh lebih baik untuk menguji coba teknologi perang selain di Ukraina.


"[Negara-negara pendukung Ukraina] bisa mengetahui secara aktual senjata mereka bekerja dengan baik atau tidak, seberapa efisien berfungsi, atau apakah perlu ditingkatkan kemampuannya," ujar Reznikov.

Ukraina sendiri sudah dilengkapi dengan rudal HIMARS yang bisa menjangkau target hingga 85 kilometer sejak Juni tahun lalu. Negara-negara barat terutama AS menilai keberadaan HIMARS bisa jadi faktor penenti Ukraina memenangkan pertempuran atas Rusia.

Namun, dari sejumlah sumber AS, Inggris, dan Ukraina bahwa akurasi HIMARS menurun drastis karena Rusia mengacak-acak sinyal GPS.

Para pengacak sinyal mengincar sistem GPS HIMARS yang digunakan untuk menentukan target serangan sehingga kerap melenceng dari sasaran.

Bukan hanya itu, Rusia kemudian melakukan operasi penghancuran HIMARS dari AS dengan menerbangkan drone-drone kamikaze atau bunuh diri buatan Moskow.

Kremlin sendiri sebelumnya mengaku telah memiliki 'senjata rahasia' mengacaukan keefektifan HIMARS yang digunakan Ukraina.

Ahli teknologi militer Rusia Alexei Leonkov saat wawancara dengan televisi Rusia, Rossiya-1, seperti dikutip dari Newsweek mengklaim telah mengembangkan kode-kode kriptik untuk melemahkan akurasi HIMARS buatan AS tersebut.

Sumber : CNNIndonesia

0 Komentar