Growmedia-indo.com, Surabaya - Cinta manusia seringkali terjebak dalam kata-kata, sebuah percakapan tanpa kedalaman jiwa. Namun, cinta kepada Allah memperlihatkan perjalanan spiritual yang mendalam. Dalam genggaman kata-kata, manusia mencoba menggambarkan cinta yang terkadang terasa rapuh dan fana.
Pertemuan antara insan dan kata-kata seringkali hanya menyentuh permukaan. Kata-kata diucapkan dengan cepat, tanpa meresapi makna yang sebenarnya. Kepalsuan dan keserakahan menjadi bayang-bayang, membuat cinta manusia seperti bunga yang hanya mekar sesaat.
Sementara itu, cinta kepada Allah adalah perjalanan batin yang mendalam. Tidak terkekang oleh kata-kata semata, ia melampaui dimensi kata-kata. Cinta ini terukir dalam tindakan, keikhlasan, dan kerendahan hati. Hati yang mencintai Allah tidak terikat pada kata-kata kosong, melainkan pada pengorbanan dan ketundukan yang sungguh-sungguh.
Manusia mungkin berlomba-lomba menyusun kata-kata indah tentang cinta, tetapi hanya dalam ketundukan kepada Allah, mereka menemukan makna sejati. Cinta ini mengalir dalam doa yang tulus, ibadah yang khusyuk, dan pengabdian tanpa pamrih. Dalam cinta kepada Allah, manusia menemukan kedamaian yang tak ternilai, melebihi getaran kata-kata yang hanya terdengar.
Cinta manusia mungkin pudar seiring waktu, terkikis oleh godaan dan hawa nafsu. Namun, cinta kepada Allah adalah sinar yang tak pernah pudar. Ia melintasi batas waktu dan kehidupan, menjadi pendorong utama dalam setiap langkah yang diambil manusia. Dalam redupnya kata-kata manusia, cinta Allah bersinar seperti fajar yang memberi harapan baru.
Sejauh apapun kata-kata manusia merangkai cerita cinta, hanya dalam cinta kepada Allah mereka menemukan makna sejati cinta. Dalam kerendahan hati dan ketundukan kepada Sang Khalik, manusia menemukan keabadian dalam cinta yang tidak terucapkan, melainkan terukir dalam setiap detik hidup mereka.
Bambang Tri Kasmara
0 Komentar