Cegah Stunting, Mahasiswa KKN UAD Beri Sosialisasi Pentingnya Asupan Gizi Yang Tepat Mulai Seribu Hari Pertama Kelahiran (HPK) di Kulon Progo



KULON PROGO (D.I. YOGYAKARTA), GROWMEDIA-INDO.com - Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Reguler Periode ke-119 Unit XIX.C.2 mengadakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting di Dusun Pelem, Desa Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat 16 Februari 2024.

Tim mahasiswa KKN UAD dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Meita Fitrianawati, M.Pd., dengan Ketua Mukhlishin Abdullah, dan beranggotakan Elinda, Syarifah Aidatul Yumna, Nazahah Husnun Khotimah, Sugesty Linda Kuswana, Bunga Lestari, Fajar Feriyanto, Alifa Amalia Izzati dan Hafiz Dien Pratama.

Mereka dalam kegiatan ini melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Samigaluh II sebagai narasumber.

Mukhlish menjelaskan, inisiasi kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting ini dilatarbelakangi oleh persoalan stunting yang ternyata masih menjadi trending topik di Kulon Progo terutama di Kapanewon Samigaluh.

"Sosialisasi ini dimulai dengan kegiatan Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk bayi atau anak usia bawah tiga tahun (batita) maupun bawah lima tahun (balita) dan lanjut usia (lansia)," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu 24 Februari 2024.

"Kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan sehat dan diakhiri pemaparan materi serta tanya jawab terkait pencegahan stunting oleh narasumber dari Puskesmas Samigaluh II," imbuh Mukhlish.

Siti selaku TPK dari Puskesmas Samigaluh II yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini memaparkan bahwa stunting merupakan kondisi ketika tinggi badan anak kurang dari standar.

"Dengan kata lain pendek atau sangat pendek. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis pada anak," ungkapnya.

Lebih lanjut, Siti menyampaikan bahwa pencegahan stunting penting dilakukan mulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Menurut dia, kegiatan ini sangat tepat untuk dilakukan agar ibu-ibu dapat mengetahui asupan gizi yang tepat untuk diberikan pada anak.

Kitri Suwantini selaku Kepala Dusun (Kadus) Pelem mengharapkan dengan diadakannya program ini masyarakat Dukuh Pelem dapat lebih memahami asupan yang perlu diberikan kepada anak.

"Serta bisa memantau tumbuh kembang anak sesuai umur,” tuturnya.

Sementara itu, Sudirah salah satu Kader Posyandu di Dusun Pelem mengungkapkan bahwa walaupun kasus stunting di Dusun Pelem sudah tidak ada (tuntas), namun sosialisasi ini tetap penting untuk diberikan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi atau anak usia batita maupun balita.

Berdasarkan pengukuran langsung oleh kader di Posyandu yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan mencatat angka stunting di Kulon Progo tahun 2023 turun menjadi 9,4 persen dan ditargetkan bisa lebih turun pada 2024, angka ini sebetulnya sudah melampaui target nasional angka prevalensi stunting yaitu sebesar 14 persen di tahun 2024. ***

0 Komentar