Iklan

Dugaan Pencemaran Lingkungan Laut Belawan, KB PII "Kami Mengecam Keras Dan Usut Tuntas"

Metro Nusa
Sabtu, 03 Februari 2024
Last Updated 2024-02-03T03:26:41Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
Medan | Grow Media - Kasus dugaan bocornya kapal pengangkut minyak milik perusahaan yang disinyalir adalah rekanan PT Pertamina Patra Niaga di perairan laut Belawan terus mendapat kecaman elemen pegiat dan pecinta lingkungan.

Kecaman keras kali ini disampaikan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PiI) Sumatera Utara melalui ketua hariannya Aidi Sasmita, yang menyampaikan duka sekaligus perasaan miris atas tragedi lingkungan tersebut.

Menurutnya, peristiwa ini tidak bisa dianggap kecil sehingga dibiarkan berlalu begitu saja, sehingga pemangku kepentingan serta aparat penegak hukum harus turun tangan menyelesaikan kasus ini.

"Kepada para elit pemerintahan di Sumut, dalam hal ini Pj Gubernur Sumut, Kapolda Sumut, serta Otoritas Pelabuhan harus mengambil sikap atas kejadian bocornya kapal pengangkut minyak solar MFO diduga milik perusaahan PT Munasindo Mandiri Sejahtera yang juga sebagai rekanan dari perusahaan BUMN PT Pertamina Patra Niaga," tegas Aidi kepada media, Sabtu (02/02/2024).

Pihaknya menilai, para pemangku kepentingan serta aparat penegak hukum itu belum melaksanakan fungsinya sebagai pengambil kebijakan. 

"Harusnya pihak yang berwenang dalam persoalan ini membuat tim investigasi guna mendalami, mengkaji terjadinya kebocoran kapal tersebut. Karena beberapa informasi yang kami peroleh di lapangan, kapal tersebut diduga kelebihan muatan," katanya.

Bahkan informasi menyebutkan, kapal tersebut diduga sudah bocor sebelum merapat ke dermaga pada tanggal 11 Januari 2024 itu.

Maka KB PII bersama dengan Jaringan Pembela Nelayan Sumatera Utara (Japinsu) serta Komunitas Siaga Bencana (Kogana) Sumut mengambil sikap, karena melihat adanya dugaan pelanggaran akibat lalainya pengawasan dari PT Pertamina Patra Niaga.

"Kami meminta instansi terkait dalam hal ini yang sangat bertanggung jawab PT Pertamina Patra Niaga dan Otoritas Pelabuhan agar memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut, karena sudah hampir saru bulan sejak kejadian belum ada secara resmi disampaikan kepada publik mengenai hal tersebut," tegasnya.
 
Lebih lanjut Aidi mengatakan, ada dugaan kejanggalan yang dari yang mereka analisa di saat kapal belum teridentifikasi sebab bocornya dalam selang beberapa hari kapal sudah diamankan.

"Harusnya, menurut kami, seluruh Instansi terkait memberikan keterangan resmi. 
Ini bukan kapal yang melewati samudra, dengan tingkat badai yang tinggi, karenanya kami menduga adanya rekayasa kejadian dari peristiwa ini," paparnya. 

Analogi sederhana, sambungnya, kalau kapal tersebut tidak over kapasitas pasti akan dapat dikendalikan, atau kalau kapal tersebut seandainya kelebihan muatan tidak mungkin karena angin yang tidak kuat kapal bisa sampai bocor disebabkan hantaman ke dermaga.

"Besar dugaan kami adanya rekayasa kejadian. Kami minta seluruh pihak terkait tunjukan ke publik, ini bukan persoalan main-main,,ini integritas negara dipertaruhkan," ucapnya.

Kepada kepolisian, dia mengatakan, institusi tersebut dapat mengungkap kasus besar, kenapa kasus ini seperti dibiarkan.

"Ada kerugian negara, ada kerugian alam yang sangat fundamental. PT Pertamina Patra Niaga harus bekerja memgikuti AKHLAK sebagaiman visi misi dari Menteri BUMN Erick Thohir," katanya. 

Kesimpulan dari pernyataannya, KB PII meminta diusut tuntas kejadian pencemaran air laut di Belawan oleh bocornya kapal tersebut.

Juga usut tuntas PT Pertamina Patra Niaga yang terkesan membiarkan kejadian ini. (Reporter Septian Hernanto)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan