Gresik Darurat Banjir, Ribuan Rumah dan Areal Persawahan Terendam Air


Gresik (07/02/2024) Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Gresik beberapa hari terakhir membuat ribuan rumah di 21 desa terendam air. Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Menganti dan Kecamatan Benjeng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik telah menerjunkan personelnya untuk melakukan evakuasi dan penanganan di lokasi banjir.

Dari data yang berhasil dihimpun, banjir menggenangi enam kecamatan. Yakni, Kecamatan Menganti yang berada di Desa Gempol Kurung, Desa Bringkang dan Desa Mojotengah. Kemudia Kecamatan Cerme di Desa Pandu dan Dadapkuning.

Selanjutnya, banjir juga terjadi di Desa Sumput Kecamatan Driyorejo. Kecamatan Balongpanggang, di Desa Wotansari, Desa Dapet, Desa Banjangagung, Desa Karangsemanding, Desa Sekarputih dan Desa Pucung.

Kemudian, Kecamatan Benjeng di Desa Lundo, Desa Deliksumber, Desa Sedapurklagen, Desa Kedungrungkem, Desa Bulurejo, Desa Munggugianti, Desa Bangkelolor dan Desa Gluranploso. Serta di Desa Sembayat Kecamatan Manyar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Gresik Suyono mengatakan banjir yang melanda Gresik disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir. Banjir. "Hujannya cukup deras dalam beberapa hari terakhir," ujar Suyono.

Ia mengatakan, banjir yang melanda Gresik akibat dari meluapnya Sungai Kali Lamong dan Sungai Bengawan Solo. Serta adanya genangan. "Kalau Bengawan Solo hanya di Desa Sembayat," terangnya.

Pihaknya bersama jajaran telah melakukan sejumlah hal. Pertama, melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak. Mulai Forkopimcam dan Pemerintah Desa setempat hingga Dinas PU. Selain melakukan pendataan, pihaknya juga melakukan evakuasi warga di Perumahan Oma Indah dan Perum Graha Menganti 2.

Dari data BPBD Kabupaten Gresik, ada tiga Desa di Menganti yang terendam banjir. Yakni Desa Gempolkurung yang mengakibatkan 46 rumah dan 500 meter jalan tergenang air. Kemudian, Desa Bringkang yang menyebabkan 1.500 rumah, masjid, sekolah dan jalan terendam air.

Serta Desa Mojotengah yang menyebabkan 240 rumah warga di Perum Menganti Emas tergenang 20 – 30 sentimeter. Kemudian, puluhan hektar sawah dan tambak serta jalan ikut kebanjiran.

Anggota Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi mengatakan banjir di Menganti bukan karena luapan Kali Lamong. Tapi memang karena banyaknya perumahan yang berdiri. Sehingga, lahan yang biasanya jadi daerah resapan sekarang sudah tidak ada.

"Sedangkan fasilitas untuk aliran air tidak dipersiapkan pemerintah dan pengembang. Akhirnya ya seperti ini," ujar Abdullah Hamdi.

Pihaknya meminta agar segera ada langkah konkrit dari pemerintah agar banjir tidak menjadi rutinan. Yakni dengan memperbaiki saluran air dan membangun pintu air di anak sungai Kali Lamong. "Kemudian dengan menyiapkan pompa di hilir anak sungai. Kalau tidak maka banjir akan sangat lama surutnya," terang Abdullah Hamdi

Ia menambahkan, pihaknya akan menyampaikan hal ini kepada komisi agar segera diagendakan koordinasi dengan sejumlah OPD. Sehingga, bisa segera dianggarkan. "Saya sudah berulangkali menyampaikan kepada Dinas PU. Tapi belum juga terealisasi," pungkasnya. 

0 Komentar