Penyandang Difabel Sampaikan Kritik Kesetaraan Dunia Fashion Lewat Pentas Teater di Taman Budaya Jogja

 



YOGYAKARTA (D.I. YOGYAKARTA), GROWMEDIA-INDO.com - Para penyandang difabel berkolaborasi menampilkan lakon teater dengan judul 'Keindahan Yang Tak Terbatas', yang berlangsung di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Penampilan tersebut dilatarbelakangi karena kondisi keterbatasan ruang bagi disabilitas terutama dalam mengekspresikan seni dan budaya dunia fashion.

Penggagas sekaligus Pendiri Komunitas Seni Teater Tubuh Mini Unique Project dan sutradara acara, Nanik Indarti mengungkapkan, naskah karya teater yang dipentaskan Sabtu 16 Maret 2024 lalu ini, dibuat berawal dari keresahan yang dialami para disabilitas.

Dirinya sangat menyayangkan bahwa selama ini ruang fashion lebih banyak diberikan kepada mereka yang memiliki kesempurnaan secara fisik.

"Tubuh disabilitas tubuh yang tidak ideal pasti ya tidak ideal, di industri fashion yang banyak diberdayakan yang tubuh yang ideal, tubuh yang tidak ideal jarang baget dilibatkan. Di negara kita masih taboo melibatkan tubuh disabilitas," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa 19 Maret 2024.

"Misiku membuat pertunjukan yang inklusi bagi disabilitas. Kita telah mempersiapkan berbagai hal seperti menyediakan kursi roda, menyediakan juru bicara isyarat," ucapnya.

Dalam acara tersebut, para peserta yang berpartisipasi tidak hanya dari Yogyakarta. Ia mengungkapkan para disabilitas juga berasal dari luar daerah seperti Malang, Banyuwangi, Sidoarjo, Jepara, Semarang, dan Salatiga.

Dikatakannya pula, mereka bukanlah pelaku lama dalam dunia seni, melainkan baru pertama kali tampil dalam pertunjukan.

"Ini proses pertama, ada yang baru gabung. Saya mengajak bergabung dan juga ajakanku disambut, mereka mau berproses bersama akhirnya terwujudlah karya ini," ungkapnya.

Bukan tanpa kendala ia menyampaikan mengeluarkan biaya agar para difabel bisa pentas.

Ninik mengaku perlu menyediakan akomodasi untuk transportasi. Selain itu ia mengaku menyediakan juru bahasa isyarat agar bisa tampil secara maksimal.

"Kami membutuhkan latihan sekitar 3 bulan mulai dari pengembangan ide sampai hari H ini, meski ada beberapa kendala karena kebanyakan tokoh yang tampil ini rata-rata sudah berkeluarga jadi agak susah membagi waktunya, tapi secara keseluruhan bisa diselesaikan dengan baik," bebernya. (ORI) ***

0 Komentar