SLEMAN (D.I. YOGYAKARTA), GROWMEDIA-INDO.com - Ingin bersama menjaga kenyamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat momen usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) menggagas kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dibarengkan buka bersama (bukber). Acara yang mengangkat tema "Solidaritas Masyarakat DIY Guna Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Rangka Harkamtibmas 2024" ini, dihadiri oleh puluhan orang dari berbagai Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Jogja. Mereka berkumpul Sabtu 30 Maret 2024 di Front One Resort di Jalan Padjadjaran (Ring Road Utara) No.186, Ngringin, Mancasan Kidul, Depok, Sleman, DIY.
Ketua PGAT Desi Setyawan yang akrab disapa Iwan Gebol menuturkan kegiatan buka bersama yang didahului diskusi ini merupakan inisiasi yang sengaja dilakukan seusai momentum pemilu 2024.
"PGAT mengajak segenap komunitas dan ormas untuk bersinergi menjaga keamanan dan kenyamanan di DIY," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Senin 1 April 2024.
PGAT mengadakan bukber dengan ormas se-DIY untuk menjaga dan mendukung Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas) khususnya di DIY.
Adanya isu pasca Pemilu, Gebol ingin mengajak warga menjaga keamanan dan ketentraman bersama, PGAT ingin ikut menjaga Jogja ayem, tentrem dan damai.
"Apalagi ini momen Ramadan, sebentar lagi Lebaran dan beberapa bulan lagi akan ada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kami ingin bersama menjaga kenyamanan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Gebol menyoroti tentang masalah keamanan di Jalan Gejayan yang merupakan ikon demonstrasi (demo) mahasiswa, diakuinya warga sangat terganggu dan berdampak pada aktivitas perekonomian terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik warga kawasan Gejayan.
"Untuk aksi demo dan aksi unjuk rasa baiknya dilakukan dengan tepat, dilokasi yang tidak mengganggu warga. Ketika ada aksi demo berjalan di kawasan kami, PGAT akan bersinergi dengan aparat untuk mengamankan area di sekitar aksi," ucapnya.
Selanjutnya, Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Ustaz KH. Beny Susanto, S.Ag., M.Si. mengapresiasi PGAT yang solid dan mau bersinergi dengan pemerintah juga aparat.
NU menurut Beny menyambut baik dan berharap sinergi baik yang terjalin bisa berjalan dengan baik ke depan.
PWNU DIY sebagai bagian dari elemen masyarakat menyambut baik keikutsertaan warga saat polisi ada keterbatasan sumber daya.
Komunitas menjadi poin penting, mitra penting menjaga kamtibmas dan PGAT ini salah satu yang aktif.
"PWNU DIY mengapresiasi komunitas yang punya perhatian pada keamanan dan kenyamanan masyarakat," katanya.
Ustaz Beny bersyukur atas selesainya pemilu dan pesta demokrasi, sebab kalau kita tidak bersyukur akan berbahaya untuk kita semua.
Menurut dia, Indonesia telah menyiapkan kelembagaan yang bisa bertanggung jawab seperti Mahkamah Konstitusi (MK) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dengan mengemban tugas berat serta tuntutan yang banyak.
Maka, sangat berbahaya jika demo atau aksi dikatakan sebagai jihad, karena ada distorsi di Masyarakat.
"Bagi yang puasa kita berpuasa, bagi yang non Islam (nonis) kita ada paskah, harapannya Jogja tetap adem ayem tentrem, bersama kita jaga Keistimewaan DIY," kata dia.
Ustaz Beny berpesan, jangan takut saat melakukan aksi karena kita tidak melanggar hukum. Aksi boleh, asal sesuai perundangan yang berlaku. Jangan sampai merugikan orang lain. Jangan takut, karena yang ditakuti hanya Allah, jika ada ketidakadilan harus dilawan namun sesuai dengan prosedur.
Sementara itu, hadir mewakili Dirbinmas Polda DIY KBP Tartono, S.H., M.B.A., Kasubdit Binpolmas Ditbinmas Polda DIY AKBP Darmawan menyampaikan, komunitas menjadi elemen penting dalam membangun kamtibmas di DIY.
Menurut dia, untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif polisi tidak bisa bekerja sendiri, dan momen usai pemilu menjadi waktu tepat untuk berkonsolidasi dan memupuk persatuan antar anak bangsa.
"Keamanan itu berbasis kemitraan karena keamanan merupakan kebutuhan bersama. Jangan hanya mengandalkan polisi, tentara, tapi kita juga harus bersinergi menciptakan rasa aman seperti kerja sama dengan ormas.
Pasca pemilu yang saat ini masih di tahap MK, apresiasi diberikan kepada komunitas atas perannya turut menciptakan situasi di Jogja aman.
Di Jogja banyak komunitas, organisasi sosial dan masyarakat yang dilindungi undang-undang dan jadi nilai plus bagi Kepolisian Daerah (Polda) karena sangat terbantu dengan adanya keberadaan mereka.
Saat ramai kejahatan jalanan atau kerap disebut klithih, komunitas juga memegang andil penting ikut menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Begitu pula di momen Lebaran dan pilkada nanti, ia juga meyakini peran komunitas yang bergerak menjadi relawan.
Kemarin saat ramai klithih, Polda DIY sangat terbantu adanya ormas yang ikut mencegah, menjaga situasi.
"Harapan ke depan komunitas di Jogja bersinergi, bersatu dengan masyarakat dan aparat menciptakan situasi aman. Terutama di momen setelah pemilu, momen libur Lebaran dan nantinya pilkada. Banyak relawan yang terlibat secara sukarela tanpa dibayar ikut membantu menjaga dan mengamankan dengan porsi masing-masing. Keamanan harus diciptakan namun jangan main hakim sendiri, sebelum menjadi gangguan yang muncul harus mencegah terlebih dahulu," jelasnya.
Peneliti Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) M. Addi Fauzani, S.H., M.H. mengatakan, ada kaitannya antara harkamtibnas dengan pemilu sebab Indonesia merupakan pemilu yang paling rumit di dunia, apalagi dengan adanya 5 pilihan legislatif yang iikuti oleh 205 Juta pemilih.
Addi menilai, Pemilu 2024 berjalan lancar, tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada perpecahan bangsa, sebab sudah sangat tersedia ruang-ruang aspirasi bagi perselisihan hasil pemilu untuk mencegah agar masyarakat tidak main hakim tersendiri khususnya yang merasa dirugikan, apalagi jika dilakukan demo yang menyebabkan mobilisasi warga terhambat.
Addi mengimbau, ketika sudah ada putusan MK, maka seluruh masyarakat harus mematuhi dan hormati hasil tersebut karena sudah final, apapun hasil pemilu nanti harus kita hormati agar pemilu tetap aman dan damai.
"Gerakan harus terstruktur dan sesuai dengan prosedur, jika mengkritisi lebih baik menyuarakan dengan cara menulis di media, diskusi dengan pemangku kebijakan dan selain itu bisa lewat pengawasan melalui suara dan aksi damai mahasiswa," terangnya. ***
0 Komentar