Sleman, Growmedia-indo.online-
Menjelang Iduladha ini, ketersediaan ternak di Kabupaten Sleman dipastikan tidak mencukupi. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Jumat menjelaskan, estimasi kebutuhan ternak kurban tahun 2024 untuk Kabupaten Sleman sebanyak 9.600 ekor sapi, 12.100 ekor kambing dan 2.700 ekor domba.
"Sedangkan ketersediaannya sapi 3.892 ekor, kambing 126 ekor dan domba 1.468 ekor. Artinya, sesuai estimasi kami, sapi kurang 5.708 ekor, kambing kurang 11.974 ekor dan domba kurang 1.232 ekor," kata Suparmono.
Namun demikian, lanjutnya seperti tahun-tahun sebelumnya, akan ada pemenuhan dari daerah lain yang dibawa masuk oleh kalangan pedagang ternak maupun panitia penyembelihan hewan kurban yang datang langsung ke daerah asal dan membawa masuk ke Sleman.
Untuk memastikan ternak kurban dalam kondisi sehat dan menghasilkan daging yang sehat, utuh dan halal (asuh), Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman juga mengintensifkan pemeriksaan baik di kendang-kandang kelompok maupun di pasar hewan dan di pedagang-pedagang yang membuka dadakan.
Pemantauan Kesehatan ternak terutama yang akan digunakan untuk kurban itu melibatkan petugas Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang tersebar di setiap kecamatan (kapanewon) dan tim Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa fisik hewan dan keterangan asal hewan. Ternak yang dijual di Pasar Hewan Kurban kambing atau domba, asal ternak lokal Kabupaten Sleman, Muntilan, Magelang, Gunungkidul, Temanggung, Wonosobo, dan Klaten. Kebanyakan pedagang sapi mendatangkan dari Kabupaten Sleman atau lokal,
Gunungkidul, Kulonprogo, Magelang, dan Klaten.
Selama beberapa tahun dilakukan pemantauan pasar hewan Kurban secara rutin, namun belum pernah ditemukan adanya ternak sapi yang harus diafkir karena penyakit hewan menular seperti penyakit Antraks. Pada 2024, ujarnya, terjadi kasus penyakit Antraks di wilayah Gayamharjo Prambanan sehingga pengawasan ternak diperketat untuk menghindari penularan penyakit dan menjamin kesehatan baik pada hewan maupun manusianya guna persiapan penyembelihan pada saat kurban.
Beberapa penyakit lain yang sering ditemukan di pasar hewan menurut Suparmono adalah penyakit conjuncivitas, pink eye, ORF, dan scabies serta trauma pada saat transportasi. Menjelang pelaksanaan hari raya Idul Adha tahun 1445 H/2024 M, situasi di pasar hewan Ambarketawang mengalami penurunan baik untuk ternak yang masuk maupun transaksi yang dilakukan di pasar hewan.
Tahun lalu, 2023, ujarnya, titik penjualan tahun 2023 sebanyak 359 titik dan petugas pemantauan hewan Qurban tahun 2023 sebanyak 252 orang. Sementara hasil pemantauan pemotongan hewan kurban tahun 2023, sapi 9.432 ekor, domba 12.003 ekor dan kambing 2.603 ekor.
"Jumlah kasus cacing hati sapi 7,78 persen, pada kambing 0,58 persen dan pada domba 0,27 persen," ujarnya.
Sumber: metrotvnews.com
0 Komentar