Jakarta, Growmedia-indo.online-
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri mengatakan, penurunan kinerja ekspor yang terjadi belakangan ini tak akan banyak mengganggu kinerja perekonomian nasional. Sebab, pada dasarnya kontribusi net ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi cenderung rendah.
"Selama ini kontribusi net ekspor dalam PDB memang rendah. Triwulan I-2024, misalnya, hanya kurang dari dua perse . Jadi penurunan ini tidak terlalu bermasalah. Tetapi akan menjadi masalah kalau komponen dalam PDB lainnya, terutama pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami pelemahan, seperti yang terjadi saat ini," ujar Yose saat dihubungi, dikutip Kamis, 16 Mei 2024.
Kendati memiliki distribusi yang kecil, penurunan kinerja ekspor saat ini bakal memengaruhi posisi cadangan devisa dan nilai tukar rupiah. Semakin lemah kinerja ekspor, maka hampir bisa dipastikan posisi cadangan devisa dan nilai tukar rupiah akan terseok-seok.
"Terlebih saat ini situasi global telah memunculkan tekanan terhadap cadangan devisa dan nilai tukar di sejumlah negara," kata Yose.
Tantangan semakin berat
Yose menilai, upaya mempertahankan kinerja perdagangan tetap surplus di waktu-waktu mendatang akan semakin berat. Sebab, harga-harga komoditas ekspor andalan Indonesia telah mengalami normalisasi setelah melonjak di dua tahun ke belakang.
"Nilai ekspor akan terus menurun, sehingga akan sangat tergantung pada nilai impor. Saat ini pemerintah berusaha mengendalikan impor," jelas dia.
"Masalahnya turunnya impor akan berdampak ke produksi dan ekspor, karena 70 persen lebih impor adalah parts and components," kata Yose menambahkan.
Sumber: metrotvnews.com
0 Komentar