Brussels, Growmedia-indo.online-
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan gabungan antara sejumlah negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan anggota Uni Eropa dalam membahas mengenai Solusi Dua Negara (Two-State Solution) dan seputar pengakuan Negara Palestina. Beberapa negara Eropa lain, seperti Norwegia dan Inggris, juga hadir dalam pertemuan.
Dari OKI, hadir Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Yordania, Mesir, Indonesia, Algeria, Turki, Bahrain dan Wakil Menteri Luar Negeri dari Uni Emirat Arab. Sebagian besar negara-negara tersebut tergabung dalam OIC Contact Group. Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa juga hadir dalam pertemuan.
Menurut Menlu Retno, pertemuan ini sangat penting artinya, di tengah semakin memburuknya situasi di Palestina dan semakin tidak diindahkannya keputusan-keputusan ICJ oleh Israel.
Sebagaimana diketahui, Norwegia, Irlandia dan Spanyol akan mengumumkan pengakuannya terhadap Palestina pada hari Selasa ini. Slovenia juga tengah mengambil langkah-langkah menuju pengakuan mengikuti ketiga negara tersebut.
Pertemuan kali ini digunakan untuk melakukan seruan terhadap negara-negara Eropa agar Solusi Dua Negara dapat diimplementasikan. Menlu Retno memaparkan tiga poin terkait hal ini.
"Pertama, gencatan senjata segera dan secara permanen harus terus didorong. Dalam kaitan ini, kita semua harus berusaha agar Israel dapat mematuhi keputusan ICJ (Mahkamah Internasional), termasuk menghentikan military offensive Israel di Rafah," ucap Menlu Retno dalam keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI, Selasa, 28 Mei 2024.
"Tanpa hal tersebut, kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan tidak akan dapat dilakukan," sambungnya.
Terkait hal tersebut, Menlu Retno menekankan bahwa peran Dewan Keamanan PBB menjadi sangat penting. Hal ini penting untuk disampaikan karena beberapa negara yang hadir dalam pertemuan adalah anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris, Algeria, UAE dan Slovenia.
Poin kedua yang disampaikan Menlu Retno kepada negara-negara Eropa adalah terus mendukung Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), karena peran UNRWA sangat penting untuk mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk.
Ketiga adalah mengenai pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan dukungan untuk keanggotaan Palestina di PBB.
"Saya juga kembali menekankan pentingnya semua negara untuk menggunakan pengaruh masing-masing, agar veto mengenai keanggotaan Palestina di PBB tidak terjadi lagi di Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya," tutur Menlu Retno.
Di bagian penutup, Menlu Retno juga menyampaikan pesan mengenai pentingnya kesatuan Palestina dan mendukung reformasi yang dilakukan Pemerintah Palestina. "Karena hal ini akan berkontribusi bagi proses perwujudan Two-State Solution," pungkasnya.
Sumber: metrotvnews.com
0 Komentar