Pesawat latih jenis Tecnam P2006T Jatuh di BSD

 


Tangerang, Griwmedia-indo.online-

Pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5). Dalam insiden kecelakaan ini, ada tiga korban tewas.

Pesawat tersebut awalnya bertolak dari Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten menuju ke Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Beberapa saat setelah mendarat di Tanjung Lesung, pesawat ini terbang kembali menuju Pondok Cabe. Namun, di tengah perjalanan mengalami kecelakaan dan jatuh di BSD.
Berikut fakta-faktanya.

Jatuh Saat Hujan Rintik-rintik

Warga setempat, Muhsin (56 tahun), menjelaskan kondisi cuaca saat pesawat jatuh.
"Hujan rintik-rintik, cuma hujan, enggak lebat," kata Muhsin saat ditemui kumparan di lokasi, Minggu (19/5).
Muhsin melihat ada 1 orang terpental keluar dari pesawat.
"Ngelihat, yang 1 mental dari pesawat itu," ujarnya.

Warga Sempat Dengar Teriakan Minta Tolong

Salah satu warga setempat yang jadi saksi, Ali, mengaku sempat mendengar teriakan minta tolong dari korban.
"Saya sempat datangin ke pesawat itu. Sekitar jarak satu meter. Saya dengar ada satu korban yang di dalam pesawat minta tolong," kata Ali di lokasi kejadian, Minggu (19/5).
Ali bercerita, saat insiden itu terjadi, ia sedang duduk-duduk di sebuah warung yang tak jauh dari lokasi. Tak lama terdengar suara benturan keras.
"Saya datangi suara itu, ternyata ada kapal (pesawat) jatuh. Ada korban juga satu yang terpental ke luar. Saya juga lihat, dua korban di dalam, satu di luar. Yang di dalam posisi kakinya terjepit, sempat bilang 'Tolong' satu kali. Kalau yang dua memang sudah meninggal," tutur Ali.

Polisi Terima Kode Mayday dari Pilot

Sebelum insiden itu terjadi, Polres Tangerang Selatan ternyata menerima laporan dengan kode "Mayday".
"Ya, kami terima kode mayday sebelum pesawat jatuh," kata Kapolres Tangsel AKBP Ibnu saat dikonfirmasi, Minggu (19/5).
Kode mayday adalah sinyal tanda bahaya atau SOS standar internasional yang biasanya digunakan dalam komunikasi radio. Kode ini diambil Bahasa Prancis, m'aidez, yang artinya "tolong aku". Biasanya kode ini digunakan oleh polisi, pilot, damkar, hingga organisasi transportasi untuk mengabarkan kondisi darurat.

Jenazah Tak Utuh

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri, Brigjen Pol Hariyanto, membeberkan kondisi tiga korban tewas pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP yang jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan.
"Luka bakar enggak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/5).
Hariyanto menyebut, kondisi jenazah korban pesawat itu juga tidak utuh. Namun tidak dijelaskan bagian tubuh mana yang hilang.
"Kondisi [jenazah] tidak utuh, tapi tidak terbakar," lanjutnya.

Identitas Korban Tewas

  • Capt Pulu Darmawan (pilot)
  • Capt Suanda (co-pilot)
  • Farid Ahmad (engineer)

Autopsi 3 Korban Tewas Pesawat Jatuh di BSD Tunggu Persetujuan Keluarga

Karumkit Polri, Brigjen Pol Hariyanto, belum memerintahkan autopsi terhadap 3 korban tewas. Pihaknya menunggu persetujuan keluarga.
"[Identifikasi] Sudah dimulai. Jadi untuk pemeriksaan luar saja, sambil menunggu persetujuan keluarga apakah akan dilakukan autopsi atau pemeriksaan dalam," kata Hariyanto saat ditemui wartawan, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/5).
"Itu koordinasi daripada penyidik kepada keluarga ini yang kami tunggu," jelasnya.
Hariyanto menyebut, saat ini belum ada pihak keluarga yang berada di RS Polri. Pihaknya telah membuka posko DVI untuk identifikasi korban.
Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menyebut pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP lebih dulu menabrak pohon sebelum jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5).
Soerjanto mengatakan pihaknya menduga pesawat itu hendak mendarat darurat. Tapi pesawat lebih dulu menabrak pohon.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga sedang mempelajari alasan pilot mengarah ke kawasan Lapangan Sunburst.
Kita masih pelajari, kenapa pilot mengarah ke sini, tapi kita duga mungkin pilot mau mendarat darurat, karena memang di situ lapangan, cuman masalahnya dia terkena pohon duluan," kata Soerjanto Tjahjono.
Menurut dia, apabila saat pendaratan kondisi badan pesawat masuk ke area lapangan, dimungkinkan pesawat itu bisa mendarat dengan baik.
"Kalau pesawat dia masuk ke lapangan duluan mungkin aman lah. Dan posisinya kalau tinggi [pesawat], enggak nabrak pohon. Enggak tahu kenapa rendahnya," ujarnya.

KNKT Cek Komunikasi Terakhir Pilot

KNKT kan melakukan investigasi mendalam terkait insiden jatuhnya pesawat latih di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5). Salah satunya dengan memeriksa komunikasi terakhir pilot dengan menara pengawas.
"Seperti yang kita lihat bersama mengumpulkan semua serpihan dan nantinya, termasuk percakapan dengan menara pengawas, itu nanti kita dengerin apa yang menjadi percakapannya " kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di lokasi.
Selain itu, kata dia, bagaimana posisi pesawat saat terjatuh juga akan diperiksa.
"Mesin jatuh dari badan pesawat, begitu juga baling-baling. Kita catat semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi jatuhnya mencoba bagaimana sih sikap pesawat ketika terakhir-terakhir," ujarnya.
Serpihan pesawat latih jenis Tecnam P2006T yang jatuh di Lapangan selesai dievakuasi. Puing-puing pesawat itu akan dibawa ke Pondok Cabe, Tangsel, untuk dilakukan investigasi.
"Dibawa ke Pondok Cabe dilakukan investigasi selanjutnya. Tapi nanti setelah menunggu informasi-informasi yang lain, kita apa yang kita bongkar," ujar Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, di lokasi Minggu (19/5) malam.
Hingga kini belum diketahui penyebab pesawat itu jatuh. "Terlalu dini kita menyebutkan penyebab. Masih kita investigasi nanti," ujarnya.
Keluarga salah satu korban pesawat jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/5) malam.
Dalam pantauan di lokasi, keluarga salah satu korban tiba sekitar pukul 23.25 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh, keluarga yang datang merupakan istri dari Farid Ahmad, engineer yang menjadi salah satu korban akibat insiden ini.
Ia datang ditemani oleh adik dari Farid Ahmad. Saat melintasi Gedung Instalasi Kedokteran Forensik, istri Farid tampak tak kuasa menahan tangisnya.
Dia tampak mengenakan pakaian serba hitam dan langsung menuju ke salah satu ruangan dengan ditemani oleh sejumlah orang. Di dalam ruangan itu, sang istri tampak masih menangis.

Sumber: kumparan.com

0 Komentar