Brussels, Growmedia-indo.online-
Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares menegaskan bahwa Spanyol telah menolak izin bagi kapal yang membawa senjata ke Israel untuk berlabuh di pelabuhan-pelabuhan negaranya sejak Kamis, 16 Mei 2024.
"Hal ini pertama kali dilakukan karena kami mendeteksi sebuah kapal yang membawa kiriman senjata ke Israel yang ingin singgah di pelabuhan Spanyol," tutur Albares, dikutip dari Malay Mail, Jumat, 17 Mei 2024.
"Ini akan menjadi kebijakan konsisten terhadap kapal mana pun yang membawa senjata ke Israel dan ingin singgah di pelabuhan Spanyol. Kementerian Luar Negeri akan menolak persinggahan tersebut secara sistematis karena satu alasan yang jelas," sambungnya.
"Timur Tengah tidak membutuhkan lebih banyak senjata, tetapi membutuhkan lebih banyak perdamaian," tutur Albares.
Ia tidak memberikan rincian mengenai kapal apa yang sempat ingin singgah di Spanyol. Namun, Menteri Transportasi Oscar Puente mengatakan bahwa kapal Marianne Danica pernah meminta izin untuk singgah di pelabuhan tenggara Cartagena pada 21 Mei 2024.
Surat kabar El Pais menyebutkan kapal dengan bendera Denmark itu membawa 27 ton bahan peledak dari Madras, India, dengan tujuan pelabuhan Haifa, Israel.
Izin singgah ditolak di tengah perselisihan antara Partai Sosialis Spanyol pimpinan Perdana Menteri Pedro Sanchez dan mitra koalisinya, partai Sumar yang berhaluan kiri keras mengenai kapal bernama Borkum yang dijadwalkan berlabuh di Cartagena pada Jumat kemarin.
Kelompok pro-Palestina mengatakan Borkum membawa senjata ke Israel, sehingga Sumar meminta agar kapal tersebut ditolak. Namun, Puente mengatakan Borkum mengangkut material militer ke Republik Ceko, bukan Israel.
Spanyol telah menjadi salah satu negara Eropa yang paling kritis terhadap serangan Israel ke Jalur Gazam dan berupaya menggalang dukungan dari negara-negara Eropa lainnya terhadap gagasan mengakui status negara berdaulat Palestina.
Terkait hal ini, Spanyol telah menghentikan penjualan senjata ke Israel sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Menurut penghitungan AFP, perang Gaza dimulai ketika kelompok Hamas menyerbu Israel selatan yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang, di mana sebagian besarnya warga sipil.
Menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, pembalasan militer Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, sebagian besar warga sipil.
Sumber: metrotvnews.com
0 Komentar