Penulis
Dr. Purbudi Wahyuni, M.M.*
Lita Hariningrum**
GROWMEDIA-INDO.com | SLEMAN - Ketidakhadiran karyawan dapat menjadi masalah serius bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja keseluruhan.
Absensi sakit dapat menjadi beban yang signifikan bagi perusahaan, baik dalam hal biaya tenaga kerja maupun produktivitas.
Penelitian sebelumnya telah menyoroti bahwa absensi sakit dapat menyebabkan kerugian finansial dan operasional bagi perusahaan.
Namun, keterbatasan data telah menghambat analisis yang lebih mendalam tentang dampak absensi sakit pada produktivitas perusahaan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan dengan mencocokkan informasi antara pengusaha dan karyawan di belgia.
Fenomena
Ketidakhadiran karena sakit adalah fenomena ketidakhadiran pekerja dari pekerjaan karena sakit atau cedera yang menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat industri maju.
Ketidakhadiran ini berdampak negatif pada produktivitas perusahaan dan menimbulkan biaya besar bagi pekerja, perusahaan dan penyedia asuransi.
Pemerintah dan otoritas lainnya berusaha mengukur dan mengurangi dampak ini, tetapi perhitungan biaya langsung dan tidak langsungnya rumit.
Temuan menunjukkan bahwa ketidakhadiran karena sakit berdampak signifikan terhadap penurunan produktivitas, terutama pada perusahaan kecil dan di sektor industri.
Kemudian, sisanya adalah ketidakhadiran yang disebabkan oleh adanya konflik dengan rekan kerja.
Teori
Ketidakhadiran merupakan fenomena di mana pekerja gagal untuk hadir atau melaporkan diri di tempat kerja seperti yang dijadwalkan, tanpa mengira sebabnya.
Dalam konteks kajian dalam penelitian ini, ketidakhadiran dilihat sebagai isu yang mempunyai kesan yang signifikan terhadap prestasi korporat.
Kajian ini menunjukkan bahawa ketidakhadiran pekerja dapat mengurangi produktivitas organisasi, keuntungan dan kecakapan organisasi dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Pengelolaan ketidakhadiran menjadi penting dalam usaha untuk meningkatkan prestasi korporat.
Strategi pengelolaan sumber daya manusia seperti motivasi pekerja, sistem kerja bergilir, kerja berkumpulan dan kepuasan kerja digunakan untuk mengurangi ketidakhadiran dan meningkatkan kehadiran pekerja.
Selain itu, penting untuk mengenal pasti puncak ketidakhadiran, mengelakkan perekrutan dan pemecatan pekerja secara berkala dan memastikan bahwa pekerja dibayar dengan kadar upah yang sepadan untuk mendorong mereka agar kekal di pekerjaan dan meningkatkan prestasi mereka.
Dengan memahami dan mengurus isu ketidakhadiran dengan berkesan, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, kecakapan dan keuntungan mereka.
Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi ketidakhadiran pekerja dan memastikan bahwa pekerja terlibat dan berpuas hati dengan pekerjaan mereka untuk mencapai prestasi korporat yang optimum.
Pembahasan
Belgia memiliki undang-undang ketenagakerjaan yang cukup protektif terkait ketidakhadiran karena sakit.
Seperti yang ditunjukkan dalam Chaupin-Guillot dan Guillot (2017), berdasarkan analisis korespondensi, tingkat perlindungan penyakit di Belgia sebanding dengan beberapa negara UE Barat lainnya, termasuk Austria, Finlandia, Jerman, Luksemburg dan Norwegia.
Sejalan dengan praktik standar negara-negara UE, Belgia memberikan hak cuti sakit dan 'pengaturan pembayaran ganda' berdasarkan gabungan gaji sakit dan tunjangan sakit.
Karyawan di Belgia berhak menerima gaji rutin selama 30 hari kalender jika tidak hadir karena sakit.
Inilah yang disebut aturan 'salaire garanti' (yaitu aturan 'gaji terjamin').
Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan jaminan gaji ini, pekerja harus mematuhi sejumlah kewajiban hukum, termasuk, misalnya, segera memberi tahu pemberi kerja mengenai status sakit mereka dan menunjukkan surat keterangan kesehatan.
Belgia mempunyai dua ketentuan mengenai upah sakit, yaitu satu khusus untuk pekerja kerah putih dan satu lagi khusus untuk pekerja kerah biru.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ketidakhadiran pekerja mempunyai kesan yang signifikan terhadap prestasi korporat.
Dengan mengambil langkah-langkah proaktif untuk menguruskan ketidakhadiran pekerja dan memastikan kepuasan pekerja, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, kecakapan dan keuntungan mereka.
Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara ketidakhadiran, kepuasan pekerja dan prestasi korporat untuk mencapai keuntungan bagi keseluruhan organisasi.
Pengelolaan ketidakhadiran dan tenaga kerja yang efektif adalah penting untuk meningkatkan kehadiran pekerja dan prestasi organisasi.
Ini termasuk mengenal pasti puncak ketidakhadiran, mencegah perekrutan dan pemecatan pekerja secara berkala, memastikan pekerja dibayar dengan kadar upah yang sepadan, menyediakan lingkungan kerja yang kondusif, mendorong kerja bersama, memberi ganjaran yang memotivasi pekerja dan memupuk budaya organisasi yang menggalakkan inovasi.
Dengan memahami kesan ketidakhadiran dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengelola isu ini, organisasi dapat meningkatkan prestasi korporat mereka dan mencapai kejayaan jangka panjang.***
*Dosen Program Sarjana (S-1)
**Mahasiswa Program Sarjana (S-1)
Program Studi (Prodi) Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNV YK)
*) Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya dalam Mata Kuliah Costing HRM
0 Komentar