Tegal, Growmedia-indo -
Sekitar 2000 masyarakat di Kabupaten Tegal hadiri acara
Tasyakuran dan Doa Bersama lintas agama dalam rangka peringatan HUT ke-78
Bhayangkara Polri. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Lasnur Convention Hall
Procot, Slawi, Kabupaten Tegal pada Senin (8/7/2024) siang.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi yang hadir dalam
kegiatan mengungkapkan dirinya merasa tersentuh oleh momen kebersamaan
tersebut. Acara itu juga dihadiri oleh Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali
bin Yahya. Turut hadir pula Gubernur Akpol Irjen Pol Krisno H. Siregar, Waka
Polda Jateng, para PJU Polda Jateng, Forkopimda Kab. Tegal, serta para tokoh
lintas agama dan tokoh masyarakat setempat.
"Momen ini sangat menyentuh hati seluruh insan
Bhayangkara di Indonesia, Belum pernah terjadi sebelumnya hari Bhayangkara
diperingati oleh masyarakat," ujar Kapolda di awal sambutannya.
Dirinya sangat mengapresiasi kegiatan yang disebutnya
merupakan bentuk sinergitas dan doa restu dari masyarakat kepada Polri
tersebut.
"Kami atas nama institusi Polri mengucapkan terimakasih
atas dukungan dan doa restu yang diberikan kepada kami di hari jadi Polri yang
ke-78. Tentu masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh Polri
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.
Kapolda berharap dukungan dan doa restu dari masyarakat
terus mengalir guna mewujudkan Polri yang dicintai masyarakat.
"Ke depan kami berjanji Polri akan terus memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat dan tidak menyakiti hati masyarakat. Karena
besarnya Polri ditentukan oleh masyarakat kita," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kapolda menjelaskan hakikat dari
peringatan Hari Bhayangkara ke-78. Nama Bhayangkara terinspirasi dari pasukan
elit kerajaan Majapahit, Pasukan yang sangat setia kepada rajanya itu dipimpin
oleh Patih Gajahmada.
"Pasukan Bhayangkara terkenal dalam upayanya melindungi
raja Majapahit dari pemberontakan," sebutnya.
Dalam menjalankan tugasnya, Pasukan Bhayangkara di zaman
kerajaan Majapahit berpegang pada empat prinsip prajurit yang disebut Catur
Prasetya. Empat prinsip prajurit tersebut antara lain: 'Satya Haprabu' yang
artinya setia kepada pemimpin negara, 'Hanyaken Musuh' yang artinya
mengenyahkan musuh negara, 'Gineung Pratidina' yang artinya mempertahankan
negara, serta 'Tan Satrisna' yang artinya bekerja sepenuh hati.
Kesetiaan Polri terhadap pemerintah yang sah sebagaimana
terkandung dalam prinsip Satya Haprabu digambarkan melalui upaya Polri dalam
mendukung program pemerintah untuk mewujudkan pembangunan Nasional.
"Yang kedua, Hanyaken Musuh dimaknai melalui peran Polri
dalam upaya pencegahan dan memberantas kejahatan di tengah masyarakat. Kalau
dalam bahasa ulama adalah Amar Ma'ruf Nahi Munkar," jelas Kapolda.
Tekad Polri dalam rangka mempertahankan negara juga teguh
sebagaimana nilai yang terkandung dalam prinsip Gineung Pratidina. Dan yang
terakhir, prinsip Tan Satrisa tergambar melalui pelaksanaan tugas yang tulus
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.
Sebagai Abdi Utama pada Nusa dan Bangsa, Polri sebagaimana
Lambang Polri Rastra Sewakottama, Polri dalam pelaksanaan tugas tidak
mengharapkan imbalan apapun.
"Sehingga ini yang diharapkan terpatri dalam setiap
dada anggota Polri dalam memaknai peringatan Hari Bhayangkara ke-78. Mari kita
berikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa dan negara. Karena Polri
adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa," tandas Kapolda.
Pada kesempatan tersebut, Maulana Al Habib Muhammad Luthfi
bin Ali bin Yahya turut bangga atas momen kebersamaan yang tergambar antara
Polri, TNI dan seluruh elemen masyarakat di acara tersebut. Dirinya menyebut
sinergitas TNI Polri dengan seluruh elemen masyarakat tidak bisa dipisahkan.
"Ini luar biasa, para ulama, tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan para pimpinan TNI Polri bisa hadir di kegiatan ini sangat
membanggakan. Saya yakin segala permasalahan di negeri ini bisa dipecahkan. TNI
Polri adalah benteng yang memperkuat bangsa ini," pungkasnya.
(Supriyadi)
0 Komentar