Gabungan LSM, Organisasi Profesi dan Ormas di Way Kanan Kembali Gelar Aksi Demo

                                     

Way Kanan, growmedia-indo.com - 

Puluhan massa perwakilan dari berbagai Organisasi Masyarakat, Organisasi Profesi, dan berbagai lembaga Swadaya Masyarakat kembali menggelar aksi demo di Tugu Simpang Empat Jalan lintas tengah Sumatera Kampung Negeri Baru Kecamatan Umpu Semenguk Lampung, Kamis (22/08/2024).


Massa Aksi yang tergabung dalam FRONT RAKYAT BERSATU KORBAN ANGKUTAN BATU BARA (FRBKBB) itu berkumpul menggelar mimbar bebas dari pukul 09.30 WIB dengan membawa berbagai karton bertuliskan tuntutan serta agenda pokok perjuangan isue penolakan terhadap Angkutan Batu Bara yang melintas di jalan lintas tengah sumatera di Kabupaten Way Kanan pintu masuk Provinsi Lampung yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan yang notabe barang hasil tambang (Batu Bara. Red ) berasal.


Aksi Demo yang mengatasnamakan Front ini merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya yang dilaksanakan oleh Laskar Merah Putih Indonesia Macab Way Kanan (LMPI-WK) pada 8 Agustus 2024 di tempat yang sama. 


Kordinator Front Rakyat Bersatu Korban Angkutan Batu Bara, Saparudin dalam orasinya dideklarasi FRBKBB tersebut, menyampaikan beberapa isue tuntutan pokok perjuangan FRBKBB yakni menolak Angkutan Batu Bara Menggunakan jalan umum milik Negara (Jalintengsum) seperti yang diatur dalam perundang-Undangan. Mantan ketua KPKPRD Lampung Utara 98 tersebut terus meneriakkan semangat persatuan membakar semangat para peserta Aksi massa tolak angkutan bau bara. Menurutnya sudah saatnya masyarakat Way Kanan tidak lagi berdiam diri dan pasrah dengan keadaan yang terjadi. 


"Menyatukan diri baik secara lembaga ataupun idividu dengan landasan kesadaran dari persoalan yang sama yakni tolak angkutan batu bara, saat ini adalah suatu keharusan. Setidaknya tegaknya sebuah aturan yang sudah diberlakukan. Tanpa alasan apapun negara tidak boleh dengan segala bentuk kejahatan pelanggaran aturan di Negara ini," tegasnya. 


Aksi kedua ini merupakan aksi lanjutan dari aksi yang digelar oleh LMPI Macab Way Kanan pada Kamis 8 Agustus 2024 yang lalu di Tugu Simpang 4 Jalintengsum Negeri Baru Kec. Umpu Semenguk Way Kanan Lampung yang berakhir tragis, menorehkan sejarah buruk sepanjang tegaknya Demokrasi di Negara Indonesia Oleh Aksi brutal sekelompok masa yang berjumlah ±50 orang. Kelompok yang terorganisir dengan dipersenjatai menyerang Ormas LMPI Macab Way Kanan saat aksi penolakan angkutan batu bara hingga mengakibatkan 4 peserta aksi mengalami memar akibat pukulan yang dibarengi dengan ancaman 1 orang luka berat disekujur tubuh akibat sabetan senjata tajam dari kelompok preman yang mengeroyoknya. 


Aksi Gabungan sejumlah Lembaga Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisi Profesi Pers yang ikut menjadi korban saat peliputan peristiwa penyerang pada 8 Agustus itu juga mendukung Kepolisian Republik Indonesia Polres Way Kanan agar mengusut tuntas perkara yang sudah ditangani dan mengadili para pelaku yang sudah diamankan oleh polisi dalam rentan waktu 2 Minggu pasca kejadian, serta mendorong kepolisian Polres Way Kanan agar mengusut hingga tuntas dalang dan aktor intelektual kelompok preman yang terorganisir tersebut. 


Sebagai Kordinator Front FRBKBB Way Kanan. Sapardin memimpin pernyataan sikap dari Front dengan membacakan 4 perjuangan pokok Front dalam mimbar bebas yang berjalan hampir 3 jam pada Jum'at 22 Agustus 2024 kemarin. 


1. Menolak Angkutan Batu Bara melintas di jalan Umum

2. Mendesak pemerintah dan perangkatnya untuk segera merespon dan merumuskan langkah strategis untuk mengurai persoalan yang sudah terjadi..

3. Mendukung Kepolisian Polres Way Kanan dalam penegakan Hukum atas perkara pengeroyolan terhadap masa aksi LMPI Macab Way Kanan pada 8 Agustus 2024 

4. Mengusut dan mengungkap aktor intelektual penyerangan serta mengusut eksploitasi anak yang dilibatkan dan dipersenjatai untuk melakukan penyerangan. 


"Masa preman yang diangkut dengan kendaraan roda 4 menuju lokasi aksi massa tolak batu bara, dipersennjatai dan datang secara bersamaan merupakan gerakan yang telah dipersiapkan sebelumnya, sangat terorganisir dan massif mengingat aksi serupa yang pernah terjadi pada seorang Jurnalis ketua SMSI Yoni Aistiadi beberapa bulan yang lalu. Tidak bisa dibiarkan, adili para pelaku. Kami akan terus kawal hingga tuntas dengan menggelar aksi yang lebih besar lagi jika aspirasi kami tidak direspon," teriak Saparudin.


(Basar Rudin)

0 Komentar