Pangkalpinang, growmedia-indo.com -
Di tengah sorotan perhatian masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Terak, Kabupaten Bangka Belitung, mengambil langkah berani untuk mengembalikan ketiga anak yatim ke rumah mereka. Ade Sherli, Reynaldi Vieri, dan Claudia alias Nia, adalah anak-anak yang rumah dan seluruh barang berharga mereka dijual oleh Dandong, pamannya, tanpa sepengetahuan mereka. Jum'at,(20/09/24)
Kejadian tragis ini mengundang empati dan kepedulian dari Pemdes Terak dan elemen masyarakat.
Suhaili, Kepala Desa Terak, mengungkapkan bahwa pada Sabtu, 21 September 2024, pihaknya akan mengantar anak-anak tersebut kembali ke rumahnya. Acara tersebut akan melibatkan tim pengacara dari Kantor Firma Hukum Hangga Off, pihak kepolisian, dan tokoh masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk memastikan ketiga anak yatim ini kembali ke tempat yang aman dan nyaman,” ujar Suhaili dengan penuh harapan.
Keputusan untuk mencabut surat jual beli lahan yang melibatkan anak-anak tersebut menjadi langkah awal untuk melindungi hak-hak mereka.
Suhaili menekankan, “Kami menjamin bahwa anak-anak ini akan kembali ke rumahnya. Terkait permasalahan jual beli lahan oleh pamannya, kami berharap dapat diselesaikan dengan baik, tanpa menghilangkan hak-hak mereka.”
Langkah ini bukan sekadar proses hukum, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa komunitas tidak akan membiarkan anak-anak ini menghadapi kesulitan sendirian.
Dukungan dari masyarakat setempat sangatlah penting, dan banyak tokoh masyarakat siap memberikan dukungan moral untuk memastikan anak-anak ini merasa diterima dan aman.
Situasi ini menunjukkan bahwa masih ada harapan di tengah kesulitan.
Pemdes Terak, bersama tim pengacara dan pihak kepolisian, bertekad untuk melindungi masa depan anak-anak yang terancam kehilangan rumah dan tempat tinggal.
Mereka percaya bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
Hari yang ditunggu-tunggu semakin dekat, dan dengan semangat kolektif dari semua pihak yang terlibat, anak-anak ini akan kembali ke rumah mereka.
Proses ini bukan hanya tentang mengembalikan fisik tempat tinggal, tetapi juga tentang memulihkan rasa aman dan kasih sayang yang seharusnya mereka rasakan.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan empati dalam membantu mereka yang membutuhkan, serta menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan individu dapat menciptakan perubahan yang nyata bagi kehidupan anak-anak yatim ini.
(Eqi)
0 Komentar