Bandung, growmedia-indo.com –
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas
Perdagangan dan Perindustrian (Dsdagin) mengikuti pelaksanaan rapat koordinasi
(rakor) pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun di
Command Center Pemkab Bandung, Soreang, Selasa, (3/9/2024).
Pada pelaksanaan rakor itu dihadiri Bupati Bandung Dadang
Supriatna diwakili Kepala Disdagin Kabupaten Bandung Dicky Anugrah.
Dicky Anugrah mengatakan, pada bulan Agustus 2024 Kabupaten
Bandung mengalami deflasi (harga barang atau jasa mengalami penurunan) sebesar
0,13 persen dengantingkat inflasi (harga barang atau jasa mengalami kenaikan)
year to date (y-to-d) sebesar 1,03 persen.
"Pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,13 persen
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,43.Deflasi terjadi karena adanya
penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran,
yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,60 persen, kelompok
perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen, dan
kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen,"
kata Dicky dalam keterangannya.
Dicky mejelaskan, tingkat inflasi tahun kalender Agustus
2024 sebesar 1,03 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2024
terhadap Agustus 2023) sebesar 2,30 persen.
Indeks harga konsumen/inflasi, menurut Dicky, kelompok
perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2024 secara umum menunjukkan
adanya penurunan.
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS (Badan Pusat
Statistik) Kabupaten Bandung, pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,13
persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,57 pada Juli
2024 menjadi 107,43 pada Agustus 2024," katanya.
Dicky mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender Agustus
2024 sebesar 1,03 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2024
terhadap Agustus 2023) sebesar 2,30 persen.
"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang
ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok
makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan, air,
listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen dan kelompok
informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen," jelas Dicky.
Ia pun turut menjelaskan enam kelompok pengeluaran mengalami
inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen. Kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,41
persen, kelompok transportasi sebesar 0,55 persen, kelompok pendidikan sebesar
0,08 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22
persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,48 persen.
"Sementara dua kelompok pengeluaran lainnya tidak
mengalami perubahan indeks, yaitu kelompok kesehatan dan kesehatan rekreasi
olahraga dan budaya," katanya.
Menurutnya, komoditas yang dominan memberikan
andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Agustus 2024, antara lain jeruk, daging ayam ras, bawang merah, telur
ayam ras dan daun bawang. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan
andil/sumbangan deflasi y-to-d pada Agustus 2024, antara lain cabai rawit,
cabai merah, air kemasan, tomat dan bawang merah.
"Pada Agustus 2024, kelompok pengeluaran yang
memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu, kelompok makanan, minuman dan
tembakau sebesar 0,22 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar
rumah tangga sebesar 0,30 persen," ujarnya.
Ia menyebutkan, kelompok pengeluaran yang memberikan
andil/sumbangan inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan
rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok transportasi sebesar 0,05
persen.
"Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
sebesar 0,02 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar
0,03 persen," sebutnya.
Sementara itu lima kelompok pengeluaran lainnya tidak
memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi m-to-m kabupaten,
yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok kesehatan, kelompok Informasi, komunikasi, dan jasa
keuangan, kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya, dan kelompok pendidikan.
Terkait dengan makanan, minuman dan tembakau, Dicky
mengutarakan, kelompok ini pada Agustus
2024 mengalami deflasi sebesar 0,60
persen atau terjadi penurunan indeks dari 109,19 pada Juli 2024 menjadi 108,54
pada Agustus 2024.
"Dari 3 (tiga) subkelompok pengeluaran pada kelompok
ini, satu subkelompok mengalami deflasi dan dua
subkelompok mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu
subkelompok makanan sebesar 1,01 persen.
Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok minuman
yang tidak beralkohol sebesar 1,23 persen dan subkelompok rokok dan tembakau
sebesar 0,67 persen," tuturnya.
Ia mengatakan, kelompok ini pada Agustus 2024 memberikan
andil/sumbangan deflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan
andil/sumbangan deflasi yaitu jeruk sebesar 0,10 persen, daging ayam ras
sebesar 0,08 persen, bawang merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,07
persen.
Sedangkan pakaian dan alas kaki, katanya, kelompok ini pada
Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen atau terjadi kenaikan indeks
dari 106,02 pada Juli 2024 menjadi 106,09 pada Agustus 2024.
"Dari dua subkelompok pengeluaran pada kelompok ini,
satu subkelompok mengalami inflasi dan satu
subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu
subkelompok pakaian sebesar 0,09 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami
deflasi yaitu subkelompok alas kaki sebesar 0.03 percent," ujarnya.
Dikatakan Dicky, kelompok ini pada Agustus 2024 tidak
memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi maupun deflasi
Kabupaten Bandung.
Sedangkan perumahan,
air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, disebutkannya, kelompok ini pada
Agustus 2024 mengalami deflasi sebesar 0,30 persen atau terjadi penurunan
indeks dari 102,17 pada Juli 2024 menjadi 101,86 pada Agustus 2024.
"Dari empat subkelompok pengeluaran pada kelompok ini,
satu subkelompok mengalami deflasi, satu subkelompok mengalami inflasi dan
dua subkelompok tidak mengalami
perubahan indeks. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok listrik
dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,59 persen. Sedangkan subkelompok yang
mengalami inflasi yaitu subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan
tempat tinggal/perumahan sebesar 0,32 persen," tuturnya.
Sementara subkelompok yang tidak mengalami perubahan indeks
yaitu subkelompok sewa dan kontrak
rumah, dan subkelompok penyediaan air
dan layanan perumahan lainnya.
"Kelompok ini pada Agustus 2024 memberikan
andil/sumbangan deflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan
andil/sumbangan deflasi yaitu bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03
persen," katanya.
Sedangkan perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin
rumah tangga. Menurutnya, kelompok ini pada Agustus 2024 mengalami inflasi
sebesar 0,41 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,41 pada Juli 2024
menjadi 105,84 pada Agustus 2024.
"Dari enam subkelompok pengeluaranpada kelompok ini,
tiga subkelompok mengalami inflasi dan tiga subkelompok lainnya tidak mengalami
perubahan indeks," kata Dicky.
Dikatakannya, subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok
furnitur, perlengkapan dan karpet sebesar 0,46 persen, subkelompok barang pecah belah dan peralatan
makan minum sebesar 0,95 persen; dan subkelompok barang dan layanan untuk
pemeliharaan rumah tangga rutin sebesar 0,49 persen.
"Sementara subkelompok yang tidak mengalami perubahan
indeks yaitu subkelompok tekstil rumah tangga, subkelompok peralatan rumah
tangga dan subkelompok peralatan dan perlengkapan perumahan dan kebun,"
ucapnya.
Ia mengungkapkan kelompok ini pada Agustus 2024 mengalami
deflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi perubahan indeks dari 97,37 pada Juli
2024 menjadi 97,36 pada Agustus 2024.
"Terdapat tiga subkelompok pengeluaran pada kelompok
ini, 1 satu subkelompok mengalami
deflasi dan dua subkelompok tidak mengalami perubahan indeks," sebutnya.
Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok
peralatan informasi dan komunikasi sebesar 0,05 persen. Sementara 2 dua
subkelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu
subkelompok layanan informasi dan komunikasi; dan subkelompok jasa keuangan.
"Kelompok ini pada Agustus 2024 tidak memberikan
andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi/deflasi kabupaten,"
ujarnya.
Terkait dengan rekreasi, olahraga, dan budaya. Menurutnya,
kelompok ini pada Agustus 2024 tidak mengalami perubahan indeks.
"Indeks sebesar 105,09 pada Juli 2024 sama dengan
indeks pada Agustus 2024.Dua subkelompok pengeluaran pada kelompok ini tidak
mengalami perubahan indeks, yaitu subkelompok barang rekreasi lainnya dan
olahraga; dan subkelompok koran, buku, dan perlengkapan sekolah,"
jelasnya.
Katanya, kelompok ini pada Agustus 2024 tidak memberikan
andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi maupun deflasi Kabupaten
Bandung.
Tentang pendidikan, kata Dicky, kelompok ini pada Agustus
2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen atau terjadi perubahan indeks dari
104,24 pada Juli 2024 menjadi 104,32 pada Agustus 2024.
"Terdapat satu subkelompok pengeluaran pada kelompok
ini yang mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan lainnya sebesar 0,75
persen. Sementara tiga subkelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami
perubahan indeks, yaitu subkelompok pendidikan dasar dan anak usia dini,
subkelompok pendidikan menengah, dan subkelompok pendidikan tinggi,"
tuturnya.
Menurutnya, kelompok ini pada Agustus 2024 tidak memberikan
andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi maupun deflasi Kabupaten
Bandung.
Kemudian penyediaan makanan dan minuman/restoran. Ia
mengatakan, kelompok ini pada Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,22
persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,22 pada Juli 2024 menjadi 111,46
pada Agustus 2024.
"Subkelompok pengeluaran pada kelompok ini mengalami
inflasi yaitu subkelompok jasa pelayanan makanan dan minuman sebesar 0,22
persen," ucapnya.
Dicky menuturkan, kelompok ini pada Agustus 2024 memberikan
andil/sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan
andil/sumbangan inflasi yaitu seblak dan kopi siap saji sebesar 0,01 persen.
Perawatan pribadi dan jasa lainnya, katanya, kelompok ini
pada Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,48 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 116,41 pada Juli 2024 menjadi 116,97 pada Agustus 2024.
Dari tiga subkelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua
subkelompok mengalami inflasi, dan satu
subkelompok tidak mengalami perubahan indeks.
"Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok
perawatan pribadi sebesar 0,03 persen, dan subkelompok perawatan pribadi
lainnya sebesar 2,09 persen. Sedangkan subkelompok yang tidak mengalami
perubahan indeks yaitu subkelompok jasa lainnya," katanya.
Menurutnya, kelompok ini pada Agustus 2024 memberikan andil
inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas yang dominan yaitu emas perhiasan
sebesar 0,03 persen.
(Budiana)
0 Komentar