PT Timah Tbk Tunjukkan Komitmen terhadap Tata Kelola dengan Perbaikan Kinerja yang Signifikan

 


Pangkalpinang, growmedia-indo,com-
PT Timah Tbk (TINS) menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperbaiki tata kelola perusahaan dan meningkatkan kinerja bisnisnya. Melalui penerapan nilai-nilai terbaik, perusahaan yang merupakan BUMN di sektor pertambangan timah ini berusaha menciptakan nilai jangka panjang yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Kamis (17/10/2024).

Direktur Utama PT Timah, Ahmad Dani Virsal, menegaskan bahwa upaya perbaikan yang dilakukan oleh seluruh pihak diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Ia juga berharap agar PT Timah dapat melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan meningkatkan produktivitas.

Bagaimana melakukan peningkatan atau optimalisasi pemanfaatan ini dengan perbaikan-perbaikan, tentunya kita harus meningkatkan produktivitas, dengan perbaikan teknologi, dengan penyempurnaan proses, dan meningkatkan recovery, ini saya berharap kinerja perusahaan ini juga semakin baik,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Ahmad Dani menekankan pentingnya perbaikan yang menyeluruh dari berbagai aspek, termasuk regulasi, penegakan hukum, masyarakat, serta pelaku usaha di sektor pertambangan timah.

“Saya berharap dengan adanya perbaikan tata kelola pertimahan ini, bagaimana ke depan kita bisa meningkatkan nilai dari pemanfaatan sumber daya timah ini agar bisa memberikan nilai lebih besar lagi, baik itu bagi pemerintah, juga bagi masyarakat, di mana kegiatan penambangan itu terjadi, sehingga kita bisa memberikan manfaat lebih besar lagi dari pemanfaatan sumber daya alam ini,” jelasnya.

Induk Holding BUMN Pertambangan, MIND ID, juga memastikan bahwa upaya perbaikan tata kelola usaha dan operasional PT Timah berlangsung secara berkelanjutan.
Langkah-langkah perbaikan ini diharapkan dapat menjadi salah satu kunci dalam menyelesaikan permasalahan pertambangan ilegal serta mendorong peningkatan nilai tambah bagi industri pertambangan nasional.
Selly Adriatika, Head of Institutional Relation MIND ID, menegaskan bahwa penguatan tata kelola komoditas mineral timah dalam Grup MIND ID dilakukan secara komprehensif.

Ini dibuktikan dengan pembentukan komite tata kelola dan komite etik yang bertujuan untuk mempercepat proses analisis serta mengantisipasi risiko tata kelola timah di masa mendatang.

Kami di MIND ID sebagai active strategic holding secara konsisten memastikan pengembangan timah oleh PT Timah lebih komprehensif, baik dari sisi tata kelola, serta peningkatan nilai tambah,” katanya.

Dalam rangka menguatkan sistem pengawasan, MIND ID juga berkomitmen untuk melakukan mitigasi risiko dalam pelaksanaan operasional PT Timah. MIND ID bersama manajemen PT Timah bertekad untuk memperkuat sistem pengawasan di seluruh rantai pasok kegiatan hulu penambangan dan penjualan mineral timah, baik yang berlangsung di darat maupun di laut.

Selain itu, perbaikan tata kelola dalam kemitraan jasa penambangan juga terus dilakukan, yang didasarkan pada kompetensi, kepatuhan terhadap regulasi, serta rekam jejak yang baik.

PT Timah terus memperkuat implementasi GCG melalui peningkatan kualitas pengambilan keputusan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban dalam melakukan kerja sama dengan pihak ketiga,” imbuh Selly.

Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi, Heldy Satrya Putera, turut menjelaskan bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menyiapkan peta jalan hilirisasi industri strategis, termasuk komoditas timah.

Menurutnya, saat ini Indonesia berada di urutan kedua setelah China sebagai pemilik cadangan dan produsen timah terbesar di dunia. Namun, dari sisi produk hilir, industri di dalam negeri masih kalah jauh dibandingkan dengan China, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Proses produksi timah di Indonesia dimulai dari bijih timah yang kemudian diolah menjadi tin ingot dan berlanjut menjadi tin solder. Nilai tambah yang dihasilkan dari produk hilir ini mencapai lima kali lipat dari produk awal.

“Kalau kita bisa masuk ke produk elektronik, maka nilai tambah bisa 7 kali lipat. Ini merupakan kesempatan kita mengundang investor membangun industri elektronik di Indonesia,” ungkap Heldy.

Sementara itu, Fahmi Radhi, Pengamat Ekonomi Energi UGM, berharap semua perusahaan pertambangan yang berada di bawah naungan MIND ID dapat memperbaiki tata kelola mereka dengan lebih baik ke depannya.

Kemudian juga kontrolnya, itu mestinya jauh lebih baik dengan adanya holding tadi dan kalau berjalan dengan baik, hal itu sebenarnya dapat menyumbangkan dividen dalam jumlah besar pada negara. Artinya mereka profitable, mudah bisa menghasilkan dividen, dan itu akan menjadi pemasukan utama negara karena perusahaan tambang itu sangat prestise,” ujarnya.

Fahmi juga menyarankan agar manajemen MIND ID melakukan perencanaan dan pengawasan bisnis dengan baik. Ia percaya bahwa jika tata kelola usaha sudah baik, maka perusahaan-perusahaan tambang di bawah MIND ID dapat mencetak kinerja yang lebih baik dan menghasilkan keuntungan sesuai harapan pemerintah.

“Kalau kemudian semua tambang di MIND ID itu menjalankan hilirisasi, saya kira akan lebih baik, tidak hanya menaikkan nilai tambah, tetapi akan menghasilkan ekosistem industri pertambangan dari hulu sampai hilir lebih baik,” tandasnya.

Dalam hal kinerja keuangan, PT Timah berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 434,48 miliar pada semester I-2024, meningkat tajam sebesar 2.570% secara year on year (yoy).

Capaian laba ini bahkan melampaui 151% dari target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan yang naik 14% yoy menjadi Rp 5,21 triliun pada semester I-2024, dibandingkan dengan Rp 4,57 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan kinerja perusahaan ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga jual rata-rata logam timah, yang meningkat sebesar 13% yoy dari US$ 26.828 per metrik ton pada semester I-2023 menjadi US$ 30.597 per metrik ton pada semester I-2024.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan PT Timah mengalami penurunan sebesar 4% yoy menjadi Rp 3,99 triliun pada semester I-2024. Akibatnya, laba usaha tercatat sebesar Rp 688 miliar, dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp 1,21 triliun, yang naik 227% yoy.

Nilai aset PT Timah pada semester I-2024 juga mengalami peningkatan sebesar 3%, menjadi Rp 13,25 triliun, dari posisi aset akhir tahun 2023 yang senilai Rp 12,85 triliun

Sementara itu, posisi liabilitas PT Timah menurun 2% menjadi Rp 6,48 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang sebesar Rp 6,61 triliun, hal ini disebabkan oleh berkurangnya interest bearing debt.
Posisi ekuitas PT Timah tercatat sebesar Rp 6,77 triliun, naik 8% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang senilai Rp 6,24 triliun. Kinerja keuangan PT Timah menunjukkan hasil yang baik, seperti yang terlihat dari beberapa rasio keuangan penting, antara lain Quick Ratio sebesar 47,4%, Current Ratio sebesar 162,9%, Debt to Asset Ratio sebesar 48,9%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 95,6%.

Dengan berbagai upaya perbaikan dan komitmen yang kuat, PT Timah menunjukkan bahwa tata kelola yang baik dan peningkatan kinerja bisnis dapat berjalan seiring untuk menciptakan nilai lebih bagi semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan lainnya. (Sumber: CNBC Indoensia

(Eqi)

0 Komentar