Pangkalpinang, growmedia-indo,com–
Debat publik pertama antara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bangka Belitung periode 2024–2029 berlangsung dengan tertib dan aman tadi malam Rabu 23 Oktober 2024. Pasangan calon nomor urut 1, Erzaldi Rosman Djohan – Yuri Kemal, dan pasangan calon nomor urut 2, Hidayat Arsani – Eliana, saling beradu gagasan dalam acara yang disiarkan secara langsung ini. Masyarakat Bangka Belitung menyaksikan kedua pasangan memaparkan visi, misi, serta strategi mereka dalam menghadapi tantangan selama lima tahun ke depan. Kamis (24/10/2024).
Debat tersebut tidak hanya menjadi ajang bagi para kandidat untuk berbicara, tetapi juga menjadi harapan bagi banyak pihak bahwa debat ini bukan sekadar seremonial atau pemenuhan aspek prosedur tahapan pilkada.
Melainkan, debat publik harus menjadi arena penting bagi para calon dalam memperlihatkan kapasitas mereka sebagai pemimpin yang mampu mengambil kebijakan strategis dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Bangka Belitung.
Tiga Isu Besar yang Menjadi Fokus
Pada debat perdana ini, ada tiga isu utama yang menjadi perhatian, yakni peningkatan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Bangka Belitung, tata kelola pemerintahan yang baik, serta pemanfaatan sumber daya alam secara optimal.
Ketiga isu ini dipandang sebagai masalah fundamental yang harus diselesaikan dalam masa kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur yang terpilih nanti.
Peningkatan SDM merupakan salah satu tantangan penting di Bangka Belitung, mengingat keterbatasan kualitas pendidikan dan keterampilan masih menjadi hambatan besar dalam menciptakan masyarakat yang berdaya saing. Dalam debat ini, masing-masing pasangan calon memaparkan rencana mereka untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan ekonomi.
Tata kelola pemerintahan yang baik menjadi sorotan kedua, mengingat pentingnya transparansi, akuntabilitas, serta pelayanan publik yang efektif. Erzaldi Rosman dan Hidayat Arsani masing-masing menjelaskan program reformasi birokrasi yang akan mereka lakukan jika terpilih.
Pemanfaatan sumber daya alam menjadi topik ketiga yang sangat krusial. Bangka Belitung dikenal memiliki kekayaan alam, terutama di sektor pertambangan timah. Kedua pasangan calon menyampaikan komitmen mereka untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam ini dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Catatan Kritis dari Komisioner Komisi Informasi Pusat
Meski debat berlangsung lancar, Syawaludin, Komisioner Komisi Informasi Pusat, memberikan beberapa catatan penting terkait pelaksanaan debat publik tersebut.
Ia menyoroti tiga hal yang perlu diperbaiki agar debat berikutnya dapat lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pertama, Syawaludin mencatat bahwa beberapa pertanyaan yang diajukan oleh panelis dinilai terlalu luas dan akademis. Hal ini menyebabkan jawaban para pasangan calon tidak fokus dan tidak secara langsung mengaitkan dengan solusi konkrit bagi masyarakat Bangka Belitung. "Pertanyaan yang diajukan bukan hanya untuk dipahami oleh para calon, tetapi juga oleh masyarakat. Debat ini disiarkan secara langsung, sehingga penting agar masyarakat dapat dengan mudah memahami konteks dan substansi pertanyaan serta jawaban dari para pasangan calon," ujarnya.
Kedua, Syawaludin menekankan pentingnya evaluasi terhadap waktu pelaksanaan debat. Debat yang dilaksanakan mulai pukul 21.00 hingga 23.00 dianggap terlalu larut bagi masyarakat. "Masyarakat punya hak untuk mendapatkan informasi politik yang penting, tetapi tidak harus mengorbankan waktu istirahat mereka," jelasnya. Ia mengusulkan agar debat selanjutnya dilaksanakan pada waktu yang lebih awal, sehingga lebih banyak warga yang bisa menyaksikan tanpa harus mengganggu rutinitas mereka.
Ketiga, ia menggarisbawahi bahwa durasi waktu yang diberikan untuk setiap pasangan calon menjawab pertanyaan terlalu singkat, yakni hanya 1 hingga 2 menit. "Dengan waktu yang sangat terbatas, sulit bagi para calon untuk memberikan jawaban yang mendalam dan komprehensif atas permasalahan besar yang dihadapi," tambahnya. Ia berharap agar durasi untuk menjawab pertanyaan dapat diperpanjang, sehingga para kandidat dapat mengeksplorasi jawaban dengan lebih baik.
Pentingnya Komunikasi Debat ke Masyarakat
Satu hal yang juga diangkat oleh Syawaludin adalah pentingnya mengkomunikasikan hasil debat secara efektif kepada masyarakat luas.
"Debat ini bukan hanya untuk kalangan yang hadir di dalam ruangan, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Bangka Belitung. Penyelenggara pemilu harus memastikan bahwa informasi mengenai visi, misi, dan program strategis pasangan calon dapat sampai ke masyarakat, bukan hanya berhenti di kalangan pendukung," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa penyebarluasan informasi terkait debat publik ini harus terus dilakukan hingga hari pemungutan suara. Hal ini penting agar masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang para kandidat dan dapat membuat keputusan yang tepat saat memilih di bilik suara.
Debat publik pertama ini menjadi momentum penting dalam perjalanan Pilkada Bangka Belitung 2024. Meski ada beberapa catatan, secara keseluruhan, debat berjalan tertib dan memberi gambaran awal tentang bagaimana kedua pasangan calon berencana memimpin Bangka Belitung di masa mendatang.
Harapannya, pada debat-debat berikutnya, penyelenggaraan akan semakin membaik, baik dari segi teknis maupun substansi, sehingga masyarakat Bangka Belitung dapat memilih pemimpin yang terbaik berdasarkan pemahaman yang mendalam.
(Eqi)
0 Komentar