Momentum Pengukuhan Wartawan Penggerak Toleransi dan Dialog Kebangsaan

Cirebon, jejakkriminal.net-

Peringatan Hari Pahlawan dan Hari Toleransi Internasional 2024 digelar dengan penuh semangat di Gedung DPRD Kota Cirebon. Acara yang bertema "Toleransi Itu Indah" ini juga menjadi momen pengukuhan wartawan sebagai penggerak toleransi dan kemanusiaan, sekaligus diwarnai dengan dialog kebangsaan.


Acara dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, menciptakan suasana khidmat dan nasionalisme. Sejumlah tokoh lintas agama, budaya, dan komunitas hadir untuk merayakan dan memperkuat semangat toleransi.


Hadir dalam acara ini antara lain Pendeta Thomas, Eti Herawati, Aling dari LBH Anak Negeri, Reno (aktivis Kota Cirebon), Indra Amora (pemuda Cirebon), Amora Guna (sesepuh umat Hindu), Ketua Suster Petrus Katolik, Dedi Kenedi (tokoh pendidik), Tantowi alias Papih Tanto (aktivis seni budaya), serta Ismawan (tokoh toleransi kebudayaan). Ketua Panitia, Agus Juwarman, dalam pidatonya menyampaikan bahwa toleransi adalah kunci untuk menjaga persatuan dan keharmonisan bangsa.


"Toleransi adalah keindahan yang memperkuat kita sebagai bangsa. Meskipun berbeda keyakinan, kita harus saling menghormati dan menghargai. Toleransi membawa berkah dan membantu kita menjalani hidup berdampingan dengan damai," ujar Agus.


Selain itu, Ketua Lingkungan Hidup, Bapak Jaelani S.Os, menekankan pentingnya mempelajari sejarah sebagai identitas bangsa. Ia menyoroti bahwa Cirebon, sebagai kota dengan tradisi toleransi yang kuat, harus terus menjadi teladan dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama.


Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh besar lainnya, termasuk Prabu Diaz, Kyai Haji Fahmi (Ketua Dewan Masjid Indonesia), para pendeta, romo, serta perwakilan berbagai organisasi masyarakat dari wilayah Cirebon, Kuningan, dan sekitarnya.


Dialog kebangsaan yang digelar menjadi wadah untuk membahas pentingnya toleransi sebagai fondasi kebangsaan. Di tengah acara, dilakukan pula pemberian penghargaan kepada individu dan kelompok yang konsisten menjaga toleransi, adat, tradisi, dan kebudayaan, memperkuat posisi Cirebon sebagai pusat pengembangan Islam yang bersejarah.


Acara ditutup dengan optimisme bersama untuk membangun Indonesia yang lebih toleran, damai, dan berkeadilan. Peringatan ini bukan hanya simbol perayaan, tetapi juga momentum refleksi dan langkah nyata menuju persatuan bangsa.


(nurhadi)

0 Komentar