Pangkalpinang, growmedia-indo,com-
Dalam langkah ambisius untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Bangka Belitung (Babel), Rosman Djohan Institut baru-baru ini mengirimkan sekelompok pelajar terpilih untuk mengikuti program kuliah gratis di Hsingwu University, Taiwan. Minggu (4/11/2024).
Keberangkatan ini terjadi pada 6 September 2024 dan merupakan bagian dari inisiatif untuk menciptakan generasi muda yang unggul dan profesional.
Dalam kunjungan ke Taiwan pada 21 Oktober 2024, Nardi Pratomo, Direktur Rosman Djohan Institut bidang promosi dan kerjasama, mengungkapkan kebahagiaannya melihat para pelajar yang sudah tiba dan mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Kami sangat senang melihat mereka, kami yakin mereka akan semakin hebat. Anak-anak muda Bangka Belitung lainnya harus segera menyusul untuk belajar di Taiwan, negeri yang sangat bersahabat dan siap mengorbitkan anda untuk menjadi hebat mendunia," ujarnya kepada awak media.
Nardi mengungkapkan bahwa para pelajar asal Babel menunjukkan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan ini. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Bapak Erzaldi, yang berperan penting dalam kelancaran program ini.
"Mahasiswa Babel yang dikirim kuliah beasiswa di Taiwan sangat senang sekali. Mereka baru dua minggu tiba di Taiwan, dan sudah dapat pekerjaan.
Beberapa dari mereka diterima bekerja di Novotel Hotel di bagian Front Office dan di tempat kerja lainnya," tambahnya.
Namun, Nardi menekankan bahwa fokus utama para pelajar adalah menyelesaikan studi mereka. Kesempatan untuk bekerja paruh waktu memberikan mereka kebebasan finansial tanpa membebani orang tua.
"Saya terharu melihat anak-anak ini mandiri di negeri orang, semangat belajar dan bekerja. Saya yakin mereka akan sukses menjadi sarjana internasional dan profesional kelas dunia," jelas Nardi.
Para pelajar yang berpartisipasi dalam program ini akan mendapatkan berbagai manfaat, termasuk menguasai bahasa Mandarin dan Inggris, membangun jejaring internasional, dan peluang kerja yang lebih mudah di perusahaan-perusahaan Taiwan.
Nardi menjelaskan bahwa mahasiswa yang bekerja paruh waktu bisa mendapatkan penghasilan antara 7 hingga 14 juta rupiah per bulan.
Salah satu mahasiswa, Santi Sundari, berbagi pengalamannya selama tinggal di Taiwan.
Ia mengaku terpesona oleh kemajuan teknologi di negara tersebut, salah satunya adalah penggunaan 'Easy Card'—kartu serbaguna untuk berbagai transaksi seperti berbelanja, naik bus, dan MRT.
"Lingkungan di sini sangat nyaman dan tertib. Ada banyak taman yang bisa dikunjungi saat ada waktu luang," ungkapnya.
Sundari juga menyoroti bahwa mahasiswa Muslim tidak perlu khawatir tentang makanan, karena banyak restoran di Taiwan yang menyediakan hidangan Nusantara dan halal.
Sementara itu, Faiz Braharjanto menambahkan bahwa Hsingwu University dikenal sebagai kampus yang ramah Muslim.
"Pihak kampus menyediakan ruang ibadah di area kampus, jadi teman-teman Muslim tidak perlu khawatir mencari tempat untuk beribadah," katanya.
Perpustakaan di Hsingwu University juga menjadi sorotan, dengan koleksi buku yang lengkap.
Bagi mahasiswa yang belum fasih berbahasa Mandarin, mereka akan diajarkan bahasa tersebut selama satu tahun sebelum melanjutkan ke perkuliahan yang lebih spesifik.
Ini menunjukkan komitmen kampus untuk membantu mahasiswa internasional beradaptasi dan sukses.
Para pelajar asal Babel mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program ini, terutama kepada Rosman Djohan Institut.
"Terima kasih Bapak Erzaldi," seru mereka serentak, menunjukkan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan yang diberikan.
Dalam era globalisasi ini, pendidikan internasional menjadi salah satu cara untuk membuka cakrawala baru bagi generasi muda.
Program seperti yang dijalankan oleh Rosman Djohan Institut memberikan akses yang berharga bagi pelajar Babel untuk meraih pendidikan berkualitas di luar negeri.
Hal ini tidak hanya berkontribusi pada pengembangan individu tetapi juga kepada kemajuan daerah melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Dengan semangat belajar dan keberanian untuk melangkah ke dunia yang lebih luas, pelajar-pelajar asal Babel kini menjadi contoh nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, mereka bisa mencapai impian dan berkontribusi pada masyarakat global.
Keberhasilan mereka di Hsingwu University diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak anak muda dari Babel untuk mengejar pendidikan di luar negeri, memperluas wawasan, dan kembali dengan keterampilan yang dapat memajukan daerah mereka.
Sebagai penutup, program ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang membangun jaringan, memahami budaya lain, dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Keberanian para pelajar untuk keluar dari zona nyaman dan mengejar pendidikan di luar negeri adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih cerah.
Dengan harapan yang tinggi, mereka akan kembali ke Bangka Belitung sebagai agen perubahan yang siap membawa daerah mereka ke arah yang lebih baik.
(Eqi)
0 Komentar