Pangkalpinang, growmedia-indo,com–
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berada dalam tekanan berat dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 0,18 persen pada 2024, terendah di Indonesia. Di tengah kondisi ini, PT Timah Tbk (TINS) kembali menjadi tumpuan utama dalam upaya membangkitkan ekonomi daerah. Kamis (26/12/2024).
Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Kepulauan Bangka Belitung, Fadillah Sabri, menegaskan bahwa ketergantungan pada PT Timah adalah langkah realistis mengingat kontribusi besar perusahaan ini terhadap perekonomian Babel.
“Kita harus realistis. Dengan angka 0,18 persen, posisi Babel sangat mengkhawatirkan. PT Timah masih menjadi andalan utama untuk keluar dari keterpurukan ini,” ujarnya tegas, Kamis (26/12/2024).
Langkah Cepat dan Revolusioner Dibutuhkan Fadillah menggarisbawahi bahwa pemulihan ekonomi Babel tidak bisa hanya mengandalkan rutinitas. Diperlukan langkah cepat dan revolusioner, seperti menyelesaikan berbagai persoalan hukum di PT Timah, memberikan insentif kepada para penambang legal, dan memperbaiki tata kelola tambang secara menyeluruh.
“Pemerintah daerah harus bersikap serius dan tegas. Tata kelola timah harus diperbaiki total, termasuk memperketat pengawasan terhadap penambangan ilegal yang merugikan negara dan masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, ia mendorong agar pemerintah daerah bersama PT Timah segera berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Ini adalah langkah strategis untuk memastikan tata kelola tambang lebih profesional dan berkelanjutan,” tambahnya.
Peluang di Tengah Krisis Fadillah tetap optimis dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Babel. Ia yakin, dengan visi dan keberanian yang kuat, Babel bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk menggerakkan pembangunan.“Potensi sumber daya alam kita sangat kaya. Tapi, ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak dikelola dengan benar. Dibutuhkan keberanian untuk mengakui kelemahan dan bertindak tegas,” ujar Fadillah.
Ia juga menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen untuk memperbaiki tata kelola tambang mineral secara nasional.
“Kita harus mendukung kebijakan pemerintah pusat yang mendorong pengelolaan tambang demi kemakmuran masyarakat,” jelasnya.
Ekonomi Babel Harus Berani Berubah Menghadapi 2025, Fadillah menyebut bahwa Babel harus siap melakukan pengorbanan besar dengan mengencangkan pengeluaran dan fokus pada langkah-langkah efisien.
Kita harus berani mengakui bahwa ekonomi Babel sedang dalam kondisi darurat. Tidak ada ruang untuk langkah setengah hati,” katanya.Ia menegaskan bahwa keberanian adalah kunci utama dalam menghadapi situasi ini. “Pintar saja tidak cukup. Kita harus berani mengambil keputusan sulit dan menghadapi risiko demi masa depan Babel,” tegasnya.
PT Timah dan Harapan Masyarakat PT Timah, sebagai pemain utama di sektor tambang Babel, diharapkan terus menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Namun, dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah daerah menjadi faktor krusial.
“Tidak bisa hanya mengandalkan PT Timah bekerja sendiri. Pemerintah daerah harus menciptakan ekosistem yang mendukung, mulai dari pemberantasan tambang ilegal hingga memberikan insentif bagi pengusaha tambang yang taat hukum,” kata Fadillah.
Momentum untuk Perubahan Dengan potensi besar yang dimiliki Babel, Fadillah mengajak semua pihak untuk bersinergi dan bersama-sama menghadapi tantangan ini.
“Kita tidak boleh menyerah. Ini adalah momentum untuk membangun Babel yang lebih kuat dan sejahtera,” pungkasnya.
(Eqi)