Bapak Masih Sihombing Nababan, yang kini telah berpulang pada usia 87 tahun, adalah sosok yang sangat dihormati dalam Marga Nababan dan sekitarnya. Sepanjang hidupnya

Daftar Isi
Jakarta,Kehilangan seorang figur yang begitu berpengaruh dalam keluarga dan masyarakat tentu meninggalkan kesan mendalam. Itulah yang dirasakan oleh keluarga besar Marga Nababan saat mereka merelakan kepergian Bapak Masih Sihombing Nababan, seorang pria yang dikenal rendah hati, pekerja keras, dan selalu penuh semangat dalam menjalani hidup. Kehilangan seorang figur yang begitu berpengaruh dalam keluarga dan masyarakat tentu meninggalkan kesan mendalam. Itulah yang dirasakan oleh keluarga besar Marga Nababan saat mereka merelakan kepergian Bapak Masih Sihombing Nababan, seorang pria yang dikenal rendah hati, pekerja keras, dan selalu penuh semangat dalam menjalani hidup.



Bapak Masih Sihombing Nababan, yang kini telah berpulang pada usia 87 tahun, adalah sosok yang sangat dihormati dalam Marga Nababan dan sekitarnya. Sepanjang hidupnya, beliau dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah kenal lelah dalam membantu orang lain. Sebagai pensiunan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, beliau memiliki karier yang gemilang sebagai mantan syabandar dan pernah bekerja di berbagai pelabuhan di Indonesia. Namun, meskipun telah pensiun lebih dari 20 tahun yang lalu, semangat beliau dalam berkontribusi terhadap masyarakat tak pernah padam.

“Bapak Masih adalah sosok yang luar biasa. Dia tidak hanya seorang ayah, tetapi juga seorang pembimbing dan motivator bagi banyak orang,” ujar Dr. Unedo, anak lelaki terakhir dari Bapak Masih, yang kini bertugas sebagai dokter di Rumah Sakit Umum Tarakan Jakarta. Menurutnya, meskipun keluarga merasa kehilangan, namun mereka juga merasa bersyukur bisa berbagi hidup dengan seseorang yang memberikan banyak pelajaran berharga.

Sebagai seorang ayah, Bapak Masih memiliki tujuh anak, enam di antaranya perempuan, dan terakhir Dr. Unedo. Beliau dikenal tidak hanya sebagai orang tua yang penuh kasih, tetapi juga sebagai figur yang mengajarkan pentingnya kerja keras, disiplin, dan keikhlasan. Tak jarang, beliau memberikan nasihat kepada anak-anak dan bahkan kepada rekan-rekannya mengenai pentingnya memulai dari hal-hal kecil dan tidak menunda pekerjaan. Bahkan di usia yang sudah lanjut, beliau tetap tampak sehat dan bugar, meskipun pernah mengalami sakit ringan.

Kehidupan sosial Bapak Masih tidak hanya terbatas pada keluarganya. Beliau aktif dalam kegiatan rohani dan sosial, memberikan pengaruh positif bagi banyak orang di sekitar. Banyak yang merasakan manfaat dari kehadirannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam konteks sosial yang lebih luas. Sikapnya yang selalu menolong tanpa pamrih dan rendah hati menjadikannya contoh teladan yang patut dicontoh.

“Orang tua selalu memiliki pengalaman hidup yang sangat berharga. Bapak selalu menekankan pentingnya mendengar dan belajar dari orang yang lebih tua. Dia bukan hanya mengajarkan kami bagaimana bekerja keras, tetapi juga bagaimana menjadi pribadi yang bijak dalam mengambil keputusan,” ungkap Dr. Unedo.

Kepergian Bapak Masih Sihombing Nababan tentu merupakan kehilangan besar bagi keluarga dan masyarakat. Namun, legasi hidupnya akan terus dikenang dan menjadi pedoman bagi generasi yang lebih muda. Pada hari Rabu, 21 Januari 2025, prosesi pemakaman beliau akan dilaksanakan dengan penuh adat dan penghormatan di Simpang, Desa Tipang, Kecamatan Bangko Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Ini adalah tempat peristirahatan terakhir bagi sosok yang telah banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan sosial dan kemanusiaan.

“Semoga kami dapat melanjutkan apa yang telah dia ajarkan, menjaga nilai-nilai baik yang telah diwariskan dan terus memberi manfaat bagi sesama, seperti yang selalu beliau lakukan,” harap Dr. Unedo.

Bapak Masih Sihombing Nababan meninggalkan sebuah teladan hidup yang tak ternilai harganya. Dalam kesederhanaan dan kerendahan hati, beliau telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik dalam keluarga maupun di luar keluarga. Sebagai generasi penerus, sudah sepatutnya kita menghargai pengalaman dan nasihat dari orang tua yang telah melalui asam garam kehidupan, sehingga kita dapat menghindari kesalahan yang sama dan terus memperbaiki diri.

Posting Komentar