Caption : Direktur RSUP Dr (HC) Ir Soekarno, dr. Ira Ajeng Astried |
Pangkalpinang, growmedia-indo, com- Dugaan hilangnya aset negara berupa alat kesehatan (alkes) bantuan Covid-19 di RSUP Dr (HC) Ir Soekarno Bangka Belitung (Babel) mengundang sorotan tajam.
Publik mempertanyakan integritas manajemen rumah sakit setelah laporan dari LSM TOPAN-RI Babel tentang raibnya aset tersebut tak kunjung mendapatkan tanggapan memadai. Jumat (10/1/2025).
Ketidakjelasan ini diperparah oleh sikap Direktur RSUP, dr. Ira Ajeng Astried, yang dinilai enggan memberikan penjelasan langsung.
Ketika dikonfirmasi oleh media KBO Babel, Direktur RSUP malah meminta wartawan untuk bertanya kepada Kepala Bagian (Kabag) Hukum, Arbian.
“Wsalam, silakan konfirmasi dgn kabag hukum kami, pak Arbian,” jawab dr. Ira singkat melalui pesan Whatshap (WA).
Namun, upaya untuk mendapatkan informasi dari Kabag Hukum juga menemui jalan buntu. Arbian diketahui sedang cuti dan hanya memberikan respons singkat bahwa ia akan mencari informasi terkait kasus tersebut.
“Saat ini lagi cuti. Mohon izin sy carikan infonya. Trims,” jawab Arbian.
Lempar Tanggung Jawab, Publik Kecewa
Sikap direktur RSUP yang dinilai "lempar tanggung jawab" memicu kekecewaan sekaligus kecurigaan publik.
Manajemen RSUP memiliki struktur organisasi dengan kepala bidang (Kabid) Aset yang seharusnya memahami dan memegang data terkait pengelolaan aset rumah sakit, termasuk alkes bantuan Covid-19 dari pemerintah pusat dan BNPB.
Namun, Direktur justru mengarahkan wartawan ke bagian hukum yang tidak memiliki akses langsung terhadap data tersebut.
Langkah ini dinilai oleh pengamat sebagai upaya menghindar dari pertanyaan kritis. "Seharusnya Direktur sebagai pimpinan tertinggi dapat menjelaskan situasi atau paling tidak menunjukkan transparansi dalam proses penyelidikan terkait raibnya aset tersebut," ujar Hafis seorang aktivis LSM pegiat korupsi setempat.
Publik Bertanya, Ada Apa di Balik Hilangnya Aset?
Kehilangan aset ini mengundang kecurigaan masyarakat. Apakah aset negara tersebut benar-benar hilang atau ada indikasi penyalahgunaan oleh oknum tertentu di RSUP?
Dugaan ini semakin kuat karena tidak ada klarifikasi resmi dari pihak rumah sakit.
"Ketika direktur pura-pura tidak tahu atau bahkan menghindari pertanyaan, itu semakin menambah ketidakpercayaan publik," ungkap salah satu tokoh masyarakat Babel.
Padahal, alat kesehatan bantuan Covid-19 tersebut memiliki nilai strategis dalam mendukung pelayanan kesehatan selama pandemi.
Transparansi dan akuntabilitas manajemen RSUP menjadi sangat penting untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang merugikan negara.
Desakan Publik untuk Transparansi
Hilangnya aset ini menjadi peringatan bagi pengelola institusi publik agar lebih profesional dan transparan. Publik mendesak agar ada investigasi menyeluruh dan hasilnya diumumkan kepada masyarakat.
Selain itu, pengawasan internal terhadap pengelolaan aset negara juga harus diperketat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sikap diam dan lempar tanggung jawab tidak hanya merusak reputasi RSUP Dr (HC) Ir Soekarno, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar: Apakah ada upaya untuk menutup-nutupi masalah ini? Hingga saat ini, publik masih menunggu jawaban yang jelas dan transparan dari pihak terkait. Tutupnya