Pedagang Pasar Johar Ingin Aksesoris dan PM Dikembalikan Semula
Semarang, growmedia-indo.com-
Pedagang pasar tradisional kota semarang sedang dalam mode waspada, waspada terhadap kondisi cuaca dan faktor penurunan drastis jual beli. Tahun baru imlek yang dirasa pedagang akan berjubel di pasar tradisional nampak lesu dan sepi.
Dalam pantauan media radar republik semarang, pasar scj dan pasar johar dikeluhkan pedagang yang berjualan di dalam pasar kondisi sepi dalam pasar becek dan sepi pengunjung. Bahkan banyak toko yang tutup karena memang tidak laku dan terkesan johar utara seperti terperangkap di dalam sangkar.
Aisyah pedagang johar utara bercerita kepada radar republik bahwa kondisi pasar johar kususnya johar utara mati. Tidak ada pengunjung yang datang kemari untuk berbelanja, bisa dilihat mas bahwa tatananya seperti ini becek, banyak tempat yang kosong dan mangkrak tidak dipakai. Ini dampak dari penataan yang sangat sangat jelek. Katanya standar SNI kenyataanya pedagang yang berjualan basahan diijinkan, bahkan tidak punya surat itu pedagang gempol yang ada di barat, pedagangnya beli kepada oknum dinas.
Yanto pedagang konveksi bercerita bahwa sebenarnya tatanan di pasar perlu adanya campur tangan pedagang untuk mengetahui unsur unsur aspek yang perlu diperhatikan oleh dinas perdagangan kota semarang. sudah kami jelaskan bahwa menata pedagang perlu ada kajian, harusnya seperti dulu dikembalikan tatanan awal, pedagang konveksi bisa dijadikan satu tempat yaitu di lantai 1 johar utara. begitu juga dengan aksesoris dahulu mereka di atas, kembalikan mereka ke atas.
Tempat tersedia dan sudah difasilitasi pemerintah juga, permintaan organisasi dulu ada benarnya. sekarang kami terasa aneh dengan campurnya pedagang konveksi dan aksesoris. Mumpung belum terlambat kami berharap bisa dikaji ulang pemerintah untuk mengembalikan mereka ketempat asalnya.
Begitu juga dengan PM (Pasar Maling) mereka sekarang hancur lebur berdagang bersama kami di utara dan tengah, mereka sudah tidak pernah ada yang buka.
Mas dari media bisa melihat juga bahwa dinas perdagangan kota semarang ketika menata dahulu menggunakan tangan besi dan mulut yang tajam. Ketika pedagang meminta tempat kedinas perdagangan dengan aroganya mereka menyebut kami tamak, serakah dan lainya. sekarang kami tau kenapa pedagang tidak diperbolehkan untuk meminta tempat lagi. Karena mau dijual oleh oknum tersebut, terbukti dengan kasus yang viral sekarang Oknum Dinas Perdagangan terindikasi jual lapak pedagang.
(Muh Qasruddin)
Posting Komentar