Sumatera Utara, growmedia-indo.com-
Secara teori kabupaten Batu Bara dapat di katakan daerah strategis, karena di manjakan dengan potensi perikanan, potensi perkebunan, potensi pelabuhan jasa dan potensi pertanian.
Tapi sadarkah kita bahwa dari empat potensi tersebut hanya dua potensi yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung yakni perikanan dan pertanian, itupun belum di garap secara maksimal karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesionalisme, menyebabkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Batu Bara sekedar memenuhi kebutuhan pokok,tidak menjadi nilai tambah ekonomi plus utama.sebagai bagian penting untuk menjadikan Batu Bara menjadi kabupaten yang maju kotanya ,makmur rakyatnya.
Jika kita menyadari potensi tersebut sebagai peluang untuk berkembang cepat mengejar ketertinggalan dari kabupaten baru hasil pemekaran Asahan ,mestinya pertumbuhan dua hal tersebut segera dapat diperbaiki untuk menghadapi tahun 2025 ini.
Potensi perkebunan di Batu Bara jelas bukan di kelola hasilnya oleh pemerintah daerah melainkan pemerintah pusat sesuai dengan UU 22 tahun 1999 tentang kewenangan pemerintah daerah dan pusat.
Sehingga meskipun Batu Bara mempunyai tanah perkebunan sebagian besar hasil perkebunan tidak dapat dikelola oleh pemerintahan Batu Bara melainkan kewenangan hanya dalam mengurus, dan ada pada pemerintah pusat termasuk urusan pajak dan penghasilannya.
Sementara itu sektor jasa pelabuhan yang di harapkan dapat menjadi nilai tambah baru bagi masyarakat Batu Bara yang di cita-cita, semua jadi kandas terbukti sembilan tahun Pencanangan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung menjadi pelabuhan jasa belum menunjukkan perkembangan berarti bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Batu Bara secara keseluruhan ini sesuatu yang ironi dalam ide dan cita pemekaran, karena di anggap dapat percepatan pertumbuhan ekonomi.
Seharusnya kita tidak terpaku dalam data tapi lebih serius dalam fakta pertumbuhan yang belum terlihat menggembirakan, apalagi membahagiakan ini memerlukan kerja keras bagi pemimpin Batu Bara ke depan, bagi pemerintahan transisi ini bukanlah bagian tanggung jawabnya melainkan hanya pengantar pemerintahan lima tahun kedepan.
Peristiwa politik yang baru saja di lewati, sebaiknya menjadi cermin kedepan bagaimana cara menghadapi tantangan, menjadi peluang maju dan berkembang untuk kebahagian generasi berikutnya dalam meneruskan pemerintahan defenitif. Pemerintahan lima tahunan sebelumnya yang terkesan belum banyak membawa perubahan jika di bandingkan kabupaten sekitar Batu Bara.
Tentu kita berharap menghadapi tahun 2025, kita harusnya mulai menggenggam rencana yang matang serta berpegangan erat dan bergandengan tangan bahwa musuh sebenarnya adalah ketertinggalan dan kemiskinan, bukan soal perseorangan apalagi perpecahan dalam pandangan politik, tapi Poltik bagaimana mempersatukan sebagai modal kekuatan penting untuk mengejar ketertinggalan lima,bahkan puluhan tahun kedepan, peluang itu tetap ada sepanjang kita menyadari dan mau memperbaiki.
Presiden Prabowo telah tegas mengatakan kita harus swasembada pangan dan energi agar menjadi bangsa yang dapat bersaing di tatanan global jika ingin bertahan menghadapi Krisis berkepanjangan dalam tahun tahun mendatang, agar tidak di tenggelamkan karena pertikaian politik dan kelengahan kita agar cepat memperbaiki segala kekurangan yang lalu.
Kita patut bersyukur bahwa alam strategis Batu Bara mestinya jadi modal penting untuk di kaji ulang, lalu menemukan formula yang tepat sebagai obat penyembuh ketertinggalan Batu Bara. Bukan soal rutinitas tapi bagaimana membuktikan bahwa meskipun daerah strategis tapi jangan mati dalam lumbung padi. Jika kata nabi Muhammad SAW barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dialah orang yang beruntung, namun bila hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin sesungguhnya dialah orang yang merugi.Selamat menjemput tahun 2025.
(Salam Pranata)