Rusaknya Tatanan Sosial Akibat Liberalisme

Daftar Isi


Tanimbar, growmedia-indo.com - 

Liberalisme yang semakin mengakar dalam masyarakat telah menimbulkan kekhawatiran tentang rusaknya tatanan sosial. Hal ini tercermin dari perubahan nilai-nilai dan norma-norma yang mulai mengabaikan tradisi dan kearifan lokal.


Liberalisme, yang awalnya bertujuan mempromosikan kebebasan individu dan demokrasi, telah berkembang menjadi gerakan yang mempertanyakan nilai-nilai tradisional dan mengabaikan kepentingan komunitas. Dampaknya, masyarakat mengalami perubahan besar yang mempengaruhi tatanan sosial.


Terbaliknya sistem yang di paksa menerima kebohongan sebagai kebenaran yang suda wajib dibudidayakan. Kenapa yang bersalah di hindari  hukuman ? sedangkan yang membelah harga diri mala di kejar hukuman? sutradara berpangku kaki lalu menertawakan drama yang yang di mainkan oleh sistem para pemangku kepentingan tanpa sadar otak diracun demi kekuasaan, kehormatan di gadaikan, lalu akal dibunuh mati atas dasar kerakusan, sehingga kebersamaan dapat di ceraikan fenomena viral hadir sebagai jembatan agar aduan rakyat di proses, namun Slogan sebagai wujud integritas minim di implementasi. banyak Strategi kotor yang dimainkan untuk tetap menguntungkan pribadi dan kelompok tertentu sehingga nilai-nilai budaya dan tujuan Nasionalis hancur karna ditekan pada kepentingan pelacur lebih terhormat dari penguasa dengan cara yang tidak Bermartabat 


Hal ini berdampak pada : 

1. Kerusuhan Keluarga: Liberalisme memperlemah peran institusi keluarga dengan mempromosikan individualisme dan kebebasan pribadi yang berlebihan.

2. Kehilangan Identitas Budaya: Nilai-nilai tradisional dan budaya lokal mulai tergerus oleh pengaruh liberalisme.

3. Konflik Sosial: Liberalisme memicu konflik antara kelompok yang mendukung dan menentang perubahan sosial.

4. Ketergantungan pada Teknologi: Ketergantungan pada teknologi mengurangi interaksi sosial dan memperlemah hubungan antar-manusia.


"Liberalisme telah menghancurkan tatanan sosial kita. Kami harus kembali ke nilai-nilai tradisional dan memperkuat institusi keluarga," kata Erik Luanmase tokoh masyarakat setempat.


Hal tersebut memperkuat dengan : 

1. Pendidikan Nilai: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tradisional dan budaya lokal.

2. Dialog Sosial: Membangun komunikasi antara kelompok yang berbeda pendapat.

3. Kebijakan Publik: Mengembangkan kebijakan yang mendukung kepentingan komunitas.

4. Pengembangan Komunitas: Membangun program yang memperkuat hubungan sosial dan kegiatan komunitas.


(Erik Luanmase)

Posting Komentar