Ramadan Picu Inflasi, Gerakan Pangan Murah Kalbar Jadi Penyeimbang Harga Jelang Lebaran
Daftar Isi
Pontianak,Growmedia-indo.com— Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada Maret 2025 akan mengalami peningkatan signifikan akibat tingginya permintaan kebutuhan pokok selama Ramadan. Mengantisipasi lonjakan harga, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Bank Indonesia meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) guna menstabilkan harga menjelang perayaan Idulfitri.
Kepala Departemen Kebijakan Moneter BI menyebutkan bahwa peningkatan inflasi pada Ramadan merupakan pola musiman yang terjadi setiap tahun. “Permintaan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, daging ayam, dan telur ayam melonjak tinggi selama Ramadan. Ini berkontribusi pada kenaikan inflasi bulanan,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Tak hanya mengandalkan kebijakan moneter, BI juga menggandeng tokoh agama di Majalengka, Jawa Barat, untuk menyampaikan pesan pengendalian konsumsi melalui khotbah Ramadan. Langkah ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran masyarakat agar tidak berlebihan dalam berbelanja, sehingga membantu menahan laju inflasi.
Sementara itu, di Kalimantan Barat, GPM hadir sebagai solusi konkret dalam mengendalikan harga pangan. Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson, menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga demi melindungi daya beli masyarakat. “Gerakan Pangan Murah ini kami luncurkan agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, terutama menjelang Lebaran ketika harga cenderung naik,” kata Harisson di Pontianak, Kamis (27/3).
Dalam GPM, sejumlah komoditas seperti beras premium, gula pasir, minyak goreng kemasan, daging ayam, dan bawang merah dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar. Program ini melibatkan Bank Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Kalbar, dan para distributor pangan lokal.
Harisson juga mengingatkan para pelaku usaha agar tidak memanfaatkan momentum Ramadan untuk memainkan harga di tingkat pengecer. “Kami akan terus memantau distribusi dan stok pangan. Tidak boleh ada spekulasi harga yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Gerakan ini mendapat respons positif dari warga. Siti Aminah, warga Pontianak, menyebut GPM membantu meringankan beban kebutuhan rumah tangga. “Harga minyak dan beras di sini jauh lebih murah dibandingkan pasar. Sangat membantu kami menjelang Lebaran,” ujarnya.
Kolaborasi antara kebijakan moneter BI dan intervensi pasar melalui GPM di Kalbar menunjukkan upaya terpadu dalam mengendalikan inflasi. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang tanpa terbebani lonjakan harga kebutuhan pokok.(Kzn)
Posting Komentar