ST Burhanuddin: Jika Menteri Tak Sentuh Duit Haram, Bawahan Pasti Segan
Daftar Isi
Growmedia -indo.com,Jakarta– Jaksa Agung ST Burhanuddin menegaskan pentingnya integritas dalam kepemimpinan untuk mencegah praktik korupsi di lingkungan pemerintahan dan lembaga hukum. Dalam wawancara dengan Kompas.com, Burhanuddin menekankan bahwa jika seorang pemimpin, termasuk menteri, tidak pernah menerima uang haram, maka bawahannya pun akan takut untuk melakukan tindakan korupsi.
"Kalau pemimpin bersih, bawahan pasti segan. Itu sebabnya, penting bagi pejabat negara untuk memberikan contoh baik agar sistem pemerintahan kita semakin transparan," ujar Burhanuddin di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (14/3).
Pernyataan ini disampaikan dalam program Gaspol yang membahas komitmen Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi. Burhanuddin menyoroti bahwa kepemimpinan yang kuat dan berintegritas adalah kunci untuk menekan praktik suap di lingkungan birokrasi.
Menurutnya, jika pejabat tinggi menunjukkan ketegasan dalam menolak gratifikasi, maka para pejabat di bawahnya akan berpikir dua kali sebelum menerima uang haram.
Sejak menjabat sebagai Jaksa Agung, Burhanuddin dikenal tegas dalam menangani kasus-kasus korupsi besar. Kejaksaan Agung di bawah kepemimpinannya telah mengungkap berbagai skandal keuangan yang melibatkan pejabat negara dan pengusaha.
Burhanuddin menegaskan bahwa reformasi birokrasi di institusinya terus dilakukan, termasuk dengan meningkatkan pengawasan internal dan menerapkan sistem pelaporan yang lebih transparan.
"Kami terus mengawal agar aparat penegak hukum tidak bermain-main dengan jabatan mereka. Jika ada yang terlibat, kami tidak akan segan untuk menindak," katanya.
Dengan pendekatan ini, Kejaksaan Agung berharap dapat semakin menekan angka korupsi di Indonesia, serta membangun kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum.
Pernyataan Burhanuddin mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Akademisi hukum dan aktivis antikorupsi menilai bahwa kepemimpinan yang bersih merupakan faktor kunci dalam menegakkan supremasi hukum.
"Keteladanan dari pejabat tertinggi sangat penting. Jika pemimpin tegas dan bersih, sistem di bawahnya akan mengikuti," ujar Dr. Rudi Setiawan, pakar hukum dari Universitas Indonesia.
Masyarakat pun berharap bahwa pernyataan ini dapat benar-benar diterapkan, sehingga budaya suap dan korupsi dapat semakin ditekan di Indonesia.(Kzn)
Posting Komentar