Merabuk Persaudaraan Lewat Silaturahmi Dan Halal Bi Halal Delanggu Free Rider.

Daftar Isi

Merabuk Persaudaraan Lewat Silaturahmi Dan Halal Bi Halal Delanggu Free Rider.


KLATEN-growmedia-indo.com

Ngrabuk Paseduluran Ing Dino Riyoyo (Merabuk Persaudaraan Di Hari Raya Idul Fitri) adalah merupakan tajuk tema yang diangkat oleh komunitas Delanggu Free Rider (DFR) sebuah wadah komunitas paguyuban ojek online dari beragam aplikator yang berlokasi di Delanggu dan sekitar. Sedianya gelaran kegiatan berlangsung di kediaman Koordinator Lapangan DFR Marjoko, Dukuh Kuncen, Desa Delanggu Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten (06/04/2025).


Kegiatan yang digelar mulai pada pukul 15.00 Wib, serta dihadiri segenap anggota komunitas Delanggu Free Rider (DFR) dan beberapa komunitas rekanan serta segenap kerabat keluarga driver ojek online dari beragam aplikasi tersebut berlangsung meriah dan khidmat.


Marjoko Koordinator lapangan DFR mengatakan "Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan rutin tahunan yang digelar setelah hari raya Idul Fitri, agenda ini lebih pada sebatas pertemuan kembali seluruh anggota dan keluarganya, serta beberapa rekan dari komunitas rekanan untuk bersilaturahmi dan Halal Bi Halal." ujarnya.


"Driver ojek online juga manusia yang memiliki rasa dan perasaan, karenanya tidak melulu setiap hari, kami harus bekerja tanpa ada batasan waktu, ada kalanya kita berkumpul dan meskipun hanya sebatas bersilaturahmi serta berbagi pengalaman dan sharing santai, sembari makan bersama setidaknya itu menandakan bahwa kami masih manusia dan bukan robot yang tergantung pada aplikasi," jelasnya 


"Benar dalam hal ini, memang kita bekerja dengan aplikasi, namun terkadang banyak diantara kita yang terlena dan larut di dalamnya sehingga kerja tak mengenal batas waktu, bahkan hanya untuk sebatas istirahat dan bersantai atau sebatas makan bersama rekan anggota lain pun, tidak ada waktunya sama sekali, takut kehilangan order dari aplikasi, layaknya sudah seperti robot bila saya melihatnya, karena tak ada sisi manusiawi sedikitpun, perasaannya mungkin sudah tertutup dengan nominal rupiah," terangnya 


"Benar memang kita mungkin kita bekerja mencari nafkah buat keluarga dirumah yang sedang kesusahan, dan butuh banyak biaya, tapi apakah dengan kerja forsir, lembur tiap hari tanpa istirahat dan terus menguras tenaga itu, justru layaknya bunuh diri, alih-alih bisa dapat banyak penghasilan ataupun nominal rupiah, toh kalau kemudian harus jatuh sakit bukankah percuma uang yang dicari, belum dipakai untuk memenuhi kebutuhan namun justru malah dipakai berobat, dan celakanya orang miskin dilarang sakit karena biaya rumah sakit begitu luar biasa, kalau sudah begini terus bagaimana ?." tanya Marjoko 


Karenanya "Dengan adanya kegiatan ini kita ingin bersilaturahmi sekaligus mengistirahatkan sejenak badan dan raga kita untuk sebatas berkumpul dengan rekan yang lain bercerita sembari sharing santai serta silaturahmi, juga berkenalan dengan anggota keluarga yang lain. Mungkin istri maupun anaknya driver, jadi suatu saat ketika kita butuh bantuan tidak canggung lagi untuk berkomunikasi dengan anggota yang lainnya, karena sudah saling mengenal, meskipun hanya sebatas makan bersama lele terbang, setidaknya dari kerukunan dan perkumpulan ini minimal bisa menyegarkan kembali semangat dan kebugaran kita setelah beristirahat sejenak." pungkas Marjoko .


Terpisah Bang Bli Koordinator Umum DFR Mengatakan "Ya ini adalah sebatas kegiatan buat Silaturahmi Keluarga dan Halal Bi Halal, sifatnya solidaritas dan bukan paksaan, kalaupun ada yang tidak bisa hadir karena berbagai alasan, ya itu sih wajar, dinamika dalam sebuah komunitas atau group memang tidak selalu harus berjalan bersama meskipun dalam konteks kebersamaan, sederhananya jalan bersama belum tentu sama juga tujuannya, ke semuanya kita kembalikan pada masing-masing individu, terkait motivasi dan prinsip ataupun visi misi dalam sebuah kesepakatan serta kebersamaan di sebuah wadah." terangnya 


"Justru dari keberagaman yang ada dalam sebuah gerbong bernama kebersamaan itu menjadikan group atau komunitas kita menjadi lebih beragam dan terbuka dengan ide serta pemikiran baru, tidak fanatis juga fleksibel dalam mengikuti segala perubahan zaman, meski dalam hal-hal tertentu yang sifatnya prinsip memang tidak bisa diganggu gugat, itu adalah bagian dari idealisme komunitas, tapi disisi yang lain kita tetap saling menghargai dan menjaga toleransi yang ada antar anggota," jelasnya 


"Silaturahmi Halal Bi Halal adalah lebih pada persoalan menjaga rasa, dan saling memaafkan serta bagaimana toleransi dalam hal ini bisa memberikan ruang permakluman bagi sebuah kesadaran meskipun tidak ikut berpartisipasi aktif, misalnya dalam kegiatan, bukan berarti kemudian terus kita jauhkan antara satu dan lainnya, namun justru sebaliknya bagaimana dengan pendekatan persuasif seorang leader dituntut guna bisa menggugah kesadaran anggotanya untuk turut berpartisipasi aktif dalam sebuah komunitas, tentunya dengan segala permakluman yang ada, untuk kemudian sesuai dengan ikrar kebersamaan kembali pada fitrahnya bisa saling berbagi dan mengisi satu dan yang lainnya." terang Bang Bli.


"Begitulah dinamika dalam sebuah kebersamaan komunitas, memang merupakan sebuah ruang yang penuh permakluman dan saling mengisi antara satu dan lainnya, bersama tidak melulu harus sama, namun bagaimana dari keberagamaan yang ada bisa kemudian tumbuh rasa untuk saling menghargai dan toleransi antar sesama ini sebuah nilai yang mudah dikatakan namun sangat sulit diterapkan, hanya beberapa komunitas yang mungkin memiliki kebesaran hati sedemikian rupa." pungkasnya  


(Pitut Saputra)

Posting Komentar